Riau (IndonesiaMandiri) – Dipimpin langsung Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KS
Harimau Corina sempat terluka karena terkena perangkap bikinan manusia |
Wiratno didampingi tim Balai Besar KSDA Riau, Tim PRHSD, serta tim APRIL/ RER - PT. Gemilang Cipta Nusantara, saat pelepasliaran, setelah lokasinya dikaji sesua habitat oleh Tim Pakar yang dipimpin Prof. Satyawan Pudyatmoko dari Fakultas Kehutanan UGM.
“Semoga Corina dapat bertahan di alam dan dapat berkembang biak, sehingga populasi Harimau Sumatera semakin meningkat. Kami juga berharap, semakin banyak satwa yang terselamatkan, dan tidak ada lagi satwa yang mati atau terluka akibat jerat,” ujar Wiratno.
Pada Maret lalu, Harimau Sumatera berjenis kelamin betina itu, ditemukan dalam kondisi terjerat. Setelah berhasil diselamatkan, Corina dititipkan ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) untuk dilakukan perawatan yang intensif, hingga akhirnya diputuskan untuk dapat dilakukan pelepasliaran kembali ke habitatnya.
Sebelum dilepasliarkan, Corina dipindahkan dari Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya ke lokasi habituasi. Selanjutnya, dilakukan pemasangan GPS Collar di tubuhnya, guna memantau pemetaan jelajahnya, dan bermanfaat dalam antisipasi terulangnya satwa tersebut kembali terjerat. Selain itu, memudahkan melihatnya saat coverage satelit GPS terbatas, dipasang transmitter radio yang dapat dipantau langsung memakai receiver radio tracking dengan sistem trianggulasi.
Usai pelepasliaran, Kepala Balai Besar KSDA Riau Suharyono menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas dukungan para pihak, yang telah mendukung upaya penyelamatan Corina ini.
“Dukungan para pihak dalam penyelamatan satwa liar sangat diperlukan, karena upaya konservasi harus dilakukan bersama – sama. Ke depan, KLHK melalui BBKSDA Riau dan mitra terus melakukan kampanye “Operasi Sapu Jerat” terutama di wilayah kawasan konservasi dan di seluruh habitat Harmau Sumatera, termasuk di seluruh Semenanjung Kampar,” jelas Suharyono (ma).