Dubai (IndonesiaMandiri) – Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kem
Indonesia gandeng Uni Emirat Arab untuk melestarikan lingkungan dengan merawat mangrove |
Dubai (IndonesiaMandiri) – Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Nani Hendiarti, menekankan pentingnya kerja sama pengembangan mangrove antara Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA).
Nani saat bertemu Menteri Perubahan Iklim dan Lingkungan Hidup UEA Abdullah Mohammad Bel Haif Al Nuaimi (26/190), membahas program rehabilitasi mangrove Indonesia. Indonesia menawarkan spesies mangrovenya untuk upaya rehabilitasi dan konservasi mangrove di UEA.
“Secara alami, mangrove berfungsi sebagai pelindung pantai dari gelombang besar, penyerap karbon dan penghasil oksigen sekaligus sebagai tempat berlindung dan pemijahan ikan. Oleh karena itu, kerja sama pengembangan rehabilitasi mengrove antara Indonesia dan UEA ini menjadi sangat penting dan urgent bagi kedua belah pihak,” jelas Nani dalam keterangannya (30/10).
Sebagai kelanjutan kunjungan Ahmed Al Hashmi, Direktur Kewilayahan dan Biodiversitas Laut, Badan Lingkungan UEA ke Indonesia pada 18 Februari 2020 lalu, Kemenko Marves dan Kementerian Perubahan Iklim dan Lingkungan Hidup Uni Emirat Arab menyusun Memorandum Saling Pengertian dengan area kerja sama di bidang pengelolaan dan rehabilitasi mangrove, termasuk kajian pengembangan ekosistem mangrove dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Menurut Nani, pada masa pandemi Covid-19, aksi rehabilitasi mangrove melalui program padat karya dicanangkan Pemerintah, terbukti membantu pemulihan ekonomi masyarakat pesisir terdampak. Rehabilitasi mangrove Indonesia ditargetkan hingga 600.000 Ha di kurun waktu 4 tahun ke depan, sebagaimana disampaikan Menko Luhut Binsar saat kunjungan ke Brebes (22/10).
Dalam pertemuan antara Delegasi Indonesia yang diwakili oleh Kemenko Marves dan KKP, turut hadir Duta Besar RI untuk Abu Dhabi Husain Bagis dengan Menteri Perubahan Iklim dan Lingkungan Hidup UEA, Dr. Abdullah bin Mohammed Belhaif Al Nuaimi. Menteri Abdullah memuji Indonesia dengan potensi sumber daya alam sangat besar dan ingin melanjutkan hubungan baik yang telah terjalin selama ini.
Dalam kunjungan kerja sejak 26 hingga 29 Oktober 2020 ini, dilakukan tinjauan ke Pusat Riset Kelautan Umm Al Quwain, didirikan pada 1984 bekerja sama dengan JICA dan memiliki beberapa fasilitas laboratorium seperti Analisis Kualitas Air, Biologi Laut, Mikro Plastik, Plankton dan Perikanan. Lokasi Al Quwain berada dalam kawasan pengembangan hutan mangrove.
Delegasi Indonesia juga singgah ke Al Zawra Protected Area, memiliki luas 5,4 juta m2 terdiri dari kawasan hutan mangrove 2200 Hektare yang tumbuh secara alami. Di area ini, sebagaimana di wilayah UEA lainnya, hanya ditemukan mangrove jenis Avicenna Marina atau biasa disebut gray mangrove dengan tinggi bervariasi dari 3-10 meter, lebih dari 110 jenis burung dan berbagai jenis ikan.
Berbeda dengan Indonesia yang memiliki 108 spesies asli mangrove dan 202 spesies termasuk turunannya. Di kawasan ini, para pengunjung dapat menikmati segarnya hutan mangrove berkeliling menggunakan kayak (kapal tanpa mesin) dan melakukan penanaman pohon untuk mendukung upaya rehabilitasi dan konservasi mangrove di UEA (ma).