Jakarta (IndonesiaMandiri) – Guna mendukung peningkatan produksi udang nasional 250% pada 2024, Kemenko Maritim dan Investasi/Marves tinjau ke lapanga
Produksi Udang nasional terus digenjot dengan riset di dalam negeri |
Jakarta (IndonesiaMandiri) – Guna mendukung peningkatan produksi udang nasional 250% pada 2024, Kemenko Maritim dan Investasi/Marves tinjau ke lapangan guna melihat produksi dalam negeri aplikasi hasil riset kincir dan pompa air di Jawa Timur.
Asisten Deputi (Asdep) Hilirisasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves Amalyos mengatakan, “untuk lokasi koordinasi dan kunjungan lapangan yakni di PT. Barata Indonesia, PT. Om Hwahaha dan Politeknik Kelautan dan Perikanan (Poltek KP) Sidoarjo” (9/11).
Amalyos memaparkan dari hasil kunjungannya, potensi pengembangan kincir dan pompa air dalam negeri guna mencapai peningkatan produksi udang nasional 250% yaitu 10,3 triliun rupiah untuk kincir dan 3,4 triliun rupiah bagi pompa air.
Jika asumsi menggunakan sistem budidaya intensif atau 6,8 triliun rupiah untuk kincir dan 3,4 triliun rupiah bagi pompa air. Dan bila asumsi memakai sistem budidaya semi intensif, di mana estimasi stimulus APBN dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) hingga 2024 diperkirakan sebesar 18 miliar rupiah untuk kincir dan 9 miliar rupiah bagi pompa.
“Dalam hal ini PT. Barata Indonesia dan PT. Boma Bisma Indra (BBI), melakukan link and match dengan perguruan tinggi bidang maritim Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dalam aplikasi riset kincir dan pompa air melalui sebuah MoU/nota kesepahaman yang telah ditandatangani pada tanggal 5 November 2020. Setelah dilakukan kerjasama yang tertuang dalam nota kesepahaman tersebut, PT. BBI akan melakukan kerjasama dengan PPNS dalam hal pengembangan kapal ikan dan pengembangan kincir air dengan menggandeng UMKM (PT. Om Hwahaha),” jelasnya.
Menurut Amalyos, rencana spesifikasi kincir air yang akan dibuat yakni menggunakan motor penggerak 0.75 kw/1 hp 1400 rpm, 3 phase 300 volt dengan dimensi 1775 X 1630 X 960 mm dan berat 57 kg, dengan harga jual Rp. 5.000.000 per unit dan proyeksi penjualan 2.500 unit per periode (2 bulan) pada pasar di Indonesia, maka BEP unit terjual sebanyak 302 unit atau nilai rupiah sebesar 1.5 miliar.
“PT. Barata dan PT. BBI akan mendukung Poltek KP Sidoarjo dan PPNS dalam fabrikasi kincir air ini agar dapat dilkukan percepatan produksi dan peningkatan penggunaan produk dalam negeri,” tambahnya.
Selain melakukan koordinasi, Amalyos juga meninjau ke Precision and Heavy Machining Centre PT. Barata Indonesia, IKM/UKM binaan PT. Boma Bisma Indonesia (PT. Om Hwahaha) dan Politeknik Kelautan dan Perikanan Sidoarjo (dh).