Serang/Banten (IndonesiaMandiri) – "Saya kesini incognito, artinya inspeksi ke lapangan. Berdasarkan dari laporan kegiatan PKPM (Padat Karya Penanaman
Menteri LHK Siti Nurbaya tinjau dan ikut menanam di daerah rehabilitasi mangrove di Serang |
Serang/Banten (IndonesiaMandiri) – "Saya kesini incognito, artinya inspeksi ke lapangan. Berdasarkan dari laporan kegiatan PKPM (Padat Karya Penanaman mangrove), saya ingin mengecek langsung pelaksanaan padat karya penanaman mangrove disini," ujar Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan/LHK Siti Nurbaya, saat meninjau PKPM di Desa Lontar dan Desa Alang-Alang, dikelola oleh Kelompok Tani Hutan (KTH) Segara Biru, di Serang, Banten (7/11).
Menteri Siti menjelaskan, PKMP mendapat perhatian khusus dari Presiden Jokowi, dimana telah berjalan sejak September. "Setelah dicek lapangan, ternyata bisa mencapai 16 ribu hektar lebih. Kegiatan PKPM ini melibatkan lebih dari 35.000 orang, atau bila dihitung dengan jumlah hari orang kerja (HOK) akan mencapai lebih dari 1,5 juta HOK. Maka bisa dilihat, berapa uang yang digelontorkan Pemerintah untuk masyarakat," terang Siti.
Ini yang dimaksud padat larya, karena melibatkan banyak orang, dan tentunya, membantu perekonomian warga setempat. "Tadi saya sudah cek, disini satu hari mereka bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 4 sore, dan mendapatkan uang 80ribu/hari, dan uangnya langsung ditransfer ke rekening masing-masing masyarakat," tambah Siti yang menyempatkan ikut menanam mangrove bersama warga.
Program (PKPM) di seluruh wilayah Indonesia terus dipacu. Itu sebabnya Menteri LHK dan rombongan ingin melihat langsung dampak dari kegiatan PKPM bagi warga. Pemerintah juga memberi bantuan dana bagi warga, digunakan untuk pembinaan dan kegiatan lain seperti pengadaan bibitnya.Di wilayah lokasi yang menjadi sasaran kunjungan kerja Siti, di Kabupaten Serang, ada 2 kelompok yang terlibat dengan total luas sekitar 112,43 Ha serta HOK sebanyak lebih kurang 8.547 HOK.
Selain mendorong pemulihan ekonomi dan ekosistem mangrove, tujuan lain dari kegiatan ini adalah untuk membangun kepedulian masyarakat terhadap kondisi ekosistem mangrove. Upaya rehabilitasi ekosistem mangrove salah satunya dapat dilakukan dengan kegiatan penanaman mangrove. Pemulihan mangrove bisa mengembalikan keberadaan vegetasinya di daerah pesisir, berfungsi sebagai perlindungan pantai dari abrasi dan intrusi air laut serta ancaman bencana alam, pergeseran batas negara dan dampak perubahan iklim.
"Dengan perakarannya yang kuat hingga ke dalam, mangrove mampu menyerap dan menyimpan karbon di udara sampai 3-4 kali lipat dibandingkan dengan hutan terestrial," jelas Siti. Di samping itu, Negara mempunyai kewajiban untuk mengurangi emisi karbon, sesuai misinya dalam membantu mengurangi perubahan iklim global. Upaya ini dapat dinilai dengan uang oleh dunia internasional.
"Jadi yang penting itu sekarang kita menanam mangrovenya dulu. Pemerintah tengah menyiapkan skema dan perhitungan yang tepat agar masyarakat mendapatkan nilai ekonomi karbon juga," janji Siti, yangf menyebut Pemerintah berencana menanam sampai 600.000 hektar.
"Sekarang baru 15.000 hektar, semula tahun ini akan 63.000 hektar. Kita dapat melihat faktanya di lapangan, memang program ini baik dan berguna bagi masyarakat," ungkapnya. Terkait hal ini, Ketua KTH Segara Biru, Fahruri mengatakan, masyarakat yang tergabung dalam kelompok, sangat terbantu perekonomiannya.
Dirjen Pengendalian DAS dan Rehabilitasi Hutan KLHK, Hudoyo menambahkan, KLHK memperluas cakupan kegiatan Padat Karya (PK/cash for work) di 34 provinsi. Hal ini dalam rangka mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) melalui kegiatan penanaman mangrove, senilai Rp 406, 1 Milyar, seluas 15.000 Ha. "Program PEN Padat Karya Penanaman Mangrove ini bertujuan melindungi, mempertahankan, dan meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat pesisir," tegasnya.