Yogyakarta (IndonesiaMandiri) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) memamerkan
Produk kriya kreasi anak bangsa siap bertarung di pasar global |
Yogyakarta (IndonesiaMandiri) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) memamerkan karya-karya terbaik dari 8 pelaku ekonomi kreatif (ekraf) subsektor kriya di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng), sebagai salah satu bentuk upaya dukungan pemerintah dalam meningkatkan kualitas produk agar dapat bersaing di pasar global.
Staf Ahli Bidang Inovasi dan Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf Joshua Puji Mulia Simanjuntak di Yogyakarta (21/11) menjelaskan, kegiatan “Aksilirasi Unjuk Karya Inkubasi Kriya Yogyakarta” merupakan program untuk para pelaku ekraf, khususnya subsektor kriya yang dibuat dan disusun dalam menciptakan karya-karya lokal agar menjadi daya tarik bagi wisatawan.
“Selama ini produk ekraf, kita bawa keluar untuk mendatangkan devisa masuk. Dengan kita beri pelatihan dan pendampingan, sehingga bisa membuat produk yang berkualitas. Ujungnya, kita berharap mendorong ASPA (average spending per-arrival) wisatawan lebih tinggi lagi. Hal tersebut sesuai arahan Menparekraf untuk mendorong quality tourism. Lantaran wisatawan yang berkualitas tentu memiliki daya beli yang tinggi,” jelas Joshua.
Saat Aksilirasi Unjuk Karya Inkubasi Kriya Yogyakarta digelar di Arkadia, Jl. Prawirotaman No.16, Yogyakarta, hadir pula perwakilan dari ke-8 pemegang merek pelaku ekraf seperti Selokeji, Watubhumi, Ramashinta, Sangkawan, Oriniki, Nafla, Ku.ku.pu, dan Siligri. Selain itu ada Sekretaris Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kemenparekraf/Baparekraf Yuke Sri Rahayu, Sekjen Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII) Fitorio Leksono, serta perwakilan dari PHRI Yogyakarta, asosiasi desain produk, asosiasi desainer interior, asosiasi arsitek, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi DI. Yogyakarta, Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Magelang, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Magelang, Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, dan para stakeholder.
Kemenparekraf beri pendampingan pelatihan agar kualitas kriya tambah baik |
Yuke memaparkan, 8 pelaku ekraf (Batik Kayu, Kulit, Perak dan Batu Pahat) di Provinsi DIY dan Jateng sebelumnya mendapatkan pelatihan melalui workshop, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan pendampingan selama 1,5 bulan dimana pelaku ekraf kriya akan membuat desain baru didampingi oleh desainer anggota ADPII Yogyakarta.
“Selain meningkatkan kualitas dan inovasi produk baru sampai ekosistem terbentuk dan pelakunya bisa mandiri. Kegiatan inkubasi dan pendampingan pelaku ekraf ini merupakan program prioritas sektor ekraf, dan sangat sinkron dengan apa yang sedang digaungkan pemerintah yaitu Bangga Buatan Indonesia,” terang Yuke.
Sementara Sekjen ADPII Fitorio Leksono menambahkan, “kami selalu siap mendukung para pelaku ini memiliki produk, brand lokal yang juara, bisa menjadi tuan rumah dan duta besar bagi karya-karya Indonesia di dunia. Kami berharap kegiatan ini akan menjadi babak baru bagi pelaku kreatif untuk terus meningkatkan kualitas produk” (ag/dh).