Yogyakarta (IndonesiaMandiri) – Berbagai strategi untuk meningkatkan kapasitas kompetensi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif/parekraf disiapka
Kualitas SDM pelaku parekraf terus ditingkatkan agar memiliki standar global |
Yogyakarta (IndonesiaMandiri) – Berbagai strategi untuk meningkatkan kapasitas kompetensi para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif/parekraf disiapkan untuk menghadapi persaingan di tingkat ASEAN hingga global di tengah pandemi Covid-19.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Baparekraf Wisnu Bawa Tarunajaya saat pembukaan kegiatan Upgrading/Upskilling Bagi Pemandu Wisata di Hotel Grand Keisha, Yogyakarta (20/11) menjelaskan, “saya memprediksi di tahun 2023 masalah di SDM pariwisata kita bisa terselesaikan, melalui pengembangan standar, skema okupasi, Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia (KKNI), skema uji kompetensi, hingga toolboxes training bisa kita selesaikan.”
Kegiatan Upgrading/Upskilling bagi Pemandu Wisata yang mengundang kurang lebih 100 peserta, juga dihadiri Kepala Dinas Pariwisata DIY Yogyakarta Singgih Raharjo, Master Asesor dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Rahmad Sugiyanto, dan perwakilan dari Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Sangtu Subaya.
Menurut Wisnu, yang masih menjadi pekerjaan rumah yaitu di sektor ekraf. Tahun ini saja tercatat dari 17 subsektor yang ada di ekraf, baru ada 5 subsektor memiliki Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran sendiri. “Kami berharap pada 2021 kita harus bisa menyelesaikan dengan penyamaan skema dan standar, sehingga pada tahun yang sama, SDM pariwisata dan ekraf bisa berkembang secara beriringan,” terangnya.
Sementara Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo menambahkan, pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta mengapresiasi bantuan dari pemerintah pusat melalui Kemenparekraf meningkatkan skill, kemampuan untuk SDM pariwisata di Yogyakarta.
“Momentum ini sangat bagus di saat kita sedang mengalami pandemi, karena sekarang seluruh insan pariwisata memiliki banyak waktu untuk meluangkan waktu meningkatkan pengetahuan hingga menambah skill dirinya. Ini bagian dari penyiapan SDM untuk berkompetisi baik di ranah ASEAN maupun global,” paparnya.
Singgih juga menyampaikan, implementasi protokol kesehatan menjadi hal yang penting, untuk menumbuhkan kepercayaan diri para wisatawan yang akan datang berlibur dan para industri pariwisata yang bekerja di Yogyakarta.
“Iklim pariwisata di DIY sudah mulai menggeliat lagi, hal itu dibuktikan dengan beberapa kali libur akhir pekan yang lalu kami kebanjiran wisatawan, itulah hasil yang kita lakukan untuk pemulihan destinasi di Yogyakarta,” ungkapnya (dh/ag).