Jakarta (IndonesiaMandiri) – "Forum ini merupakan lanjutan dan evaluasi dari Forum Bilateral pertama serta penandatanganan perjanjian kerja sama dalam
Denmark tawarkan konsep green shipping agar bahan bakar kapal lebih ramah lingkungan |
Jakarta (IndonesiaMandiri) – "Forum ini merupakan lanjutan dan evaluasi dari Forum Bilateral pertama serta penandatanganan perjanjian kerja sama dalam sektor kemaritiman antardua negara pada 7 September 2018," ucap Okto Irianto, Staf Ahli Menteri Bidang Hukum Laut Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi/Kemenko Marves. Pemerintah melalui Kemenko Marves, menyelenggarakan The 2nd Bilateral Maritime Forum between The Republic of Indonesia and The Kingdom of Denmark (27/11).
Di tengah situasi Pandemi Covid-19, banyak hal menjadi tantangan bagi kedua negara dalam menangani beragam sektor kelautan, seperti pencemaran dan sampah laut, aktivitas ilegal layaknya penyelundupan obat-obatan terlarang, senjata, dan juga hewan langka menjadi tantangan tersendiri yang harus dihadapi.
Berbagai tantangan ini dapat menjadi peluang, baik bagi Indonesia dan Denmark untuk menyeimbangkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat dengan kelestarian ekosistem dalam sektor kemaritiman melalui berbagai inovasi. "Pertemuan ini merupakan kesempatan baik bagi kedua negara untuk saling bertukar pengalaman yang telah dimiliki terutama dari sektor kemaritiman," ungkap Andreas Nordseth, Director-General Danish Maritime Authority.
Dari Indonesia yang hadir, diantaranya Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perhubungan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Kesehatan, Kementerian Keuangan, serta Biro Klasifikasi Indonesia. Berbagai masukan, perkembangan, serta implementasi berbagai program yang ada telah ditampung dan dibahas bersama dalam forum ini.
Indonesia dan Denmark berkesempatan untuk membicarakan berbagai topik secara bergantian, di mana Indonesia membahas tentang Pembangunan Kelautan Berkelanjutan (Blue Growth) dan penanganan Covid-19, sedangkan Denmark membahas terkait pengiriman ramah lingkungan dan isu lingkungan, serta mengenai digitalisasi sektor kemaritiman.
Berbagai isu penting yang ingin ditekankan kedua negara. memiliki kepentingan dan urgensinya masing-masing, di mana Duta Besar Denmark untuk Indonesia, Lars Bo Larsen, menekankan ada tiga isu penting yang dapat dikawal secara bersama.
"Kita dapat mengawal dan mendorong implementasi nyata dari Maritime Spatial Planning yang termasuk peningkatan kapasitas dan sertifikasi terkait isu tersebut, Green Shipping yang dapat membantu meningkatkan pengelolaan sektor kemaritiman bersama, serta Marine Debris Management untuk mengembangkan regulasi terkait mengenai pengelolaan sampah ini," ungkapnya.
Isu Perencanaan tata ruang maritim (Maritime Spatial Planning) membutuhkan pengembangan maksimal yang terdiri dari penelitian dan pengembangan, di mana Indonesia menganjurkan untuk diadakannya asistensi teknis, lokakarya internasional, dan capacity building pada pengembangan bidang tersebut.
Green Shipping atau Pengiriman ramah lingkungan merupakan sebuah strategi yang diinisiasikan oleh Asean dan telah diterapkan oleh Denmark, di mana bahan bakar ramah lingkungan digunakan untuk menjaga kelestarian laut. Indonesia mengharapkan strategi ini dapat di adopsi mulai dari segi teknologi hingga program yang sudah diterapkan oleh Denmark.
Terkait green shipping, pihak Denmark akan mengunjungi Surabaya untuk melihat ke lapangan, di mana mereka memiliki berbagai teknologi dan inovasi terkait perdagangan internasional laut yang ramah lingkungan. Manajemen sampah laut, khususnya di pulau-pulau kecil menggunakan teknologi Trash Incinerator Vessels (TIV) yang telah dimiliki Denmark, juga dapat menjadi salah satu kerja sama lanjutan.
"Kepulauan Seribu, DKI Jakarta serta Kabupaten Jepara, Jawa Tengah tertarik untuk berpartisipasi dalam kerja sama ini, khususnya untuk menyelesaikan persoalan pengelolaan sampah laut yang ada di daerah mereka," tanggap Okto (ma).
Foto: abri