Medan (IndonesiaMandiri) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) gelar pelatihan
Potensi pelaku ekraf di Sumut sangat layak dikembangkan dan menjadi bahan untuk materi pembuatan film |
Medan (IndonesiaMandiri) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) gelar pelatihan penulisan skenario bagi para pelaku ekonomi kreatif (ekraf) subsektor televisi di Medan, Sumatera Utara. Ini sebagai upaya untuk memberikan warna baru sekaligus peningkatan kompetensi SDM dalam industri film televisi dan over the top (OTT).
Menurut Direktur Industri Kreatif Film, Televisi, dan Animasi, Kemenparekraf Syaifullah, dalam kegiatan SCENE (Masterclass Pengembangan Skenario Film TV dan OTT) di JW Marriot, Medan, Sumatera Utara (29/10), menyampaikan, SCENE bekerja sama dengan Persatuan Karyawan Film Televisi Indonesia untuk memunculkan penulis-penulis skenario yang dapat memproduksi tayangan agar mampu diterima oleh industri film dan OTT tanah air bahkan global.
"Saya harap pembuat konten bisa menanamkan nilai-nilai budaya pada karyanya, sehingga tidak melulu bicara soal cinta atau roman picisan. Diharapkan melalui kegiatan SCENE bisa terjadi pertukaran sumber daya informasi yang nantinya akan mendorong dan mengembangkan industri kreatif nasional," ujar Syaifullah.
SCENE (Masterclass Pengembangan Skenario Film TV dan OTT) digelar selama 4 hari dari 28-31 Oktober, diikuti 20 peserta dipilih setelah melalui proses kurasi dalam pembuatan ide, premis, dan sinopsis skenario. Turut hadir juga Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut Ria Nofida Telaumbanua, Ketua KFT yang juga penulis skenario FTV Gunawan Paggaru, serta para mentor dari KFT Eric Gunawan, Lintang Pramudya Wardhani, Lina Nurmalina, dan Dedey Natalia.
Syaifullah menyebut, kegiatan ini dilatarbelakangi keprihatinan terhadap program dan konten televisi saat ini yang belum banyak mengangkat nilai-nilai budaya bangsa. Padahal Indonesia memiliki lebih dari 1530 suku dan potensi itu yang sebenarnya harus diangkat.
“Berkaca dari film Parasite yang bisa menembus Hollywood. Padahal film itu tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar dalam filmnya. Namun konten di dalamnya menarik sehingga dapat diterima masyarakat dunia,” kisah Syaifullah. Ia menilai, potensi dan keunikan di Indonesia sangat luar bisa untuk disajikan kepada menarik wisatawan. “Kita punya 17 ribu pulau, 1500 lebih suku. Namun kita masih kurang bisa mengemas atau membuat showcase kepada dunia, kalau Indonesia punya semuanya,” tambahnya.
Ria Nofida menambahkan, potensi pelaku kreatif di Sumut dan Kota Medan khususnya sangat layak dikembangkan. “Kegiatan ini sangat berguna dan bermanfaat bagi para generasi muda yang ada di Medan dan Danau Toba sebagai destinasi prioritas untuk terus bisa mengekspresikan kemampuan dirinya di bidang film dan televisi,” pujinya.
Ria juga berharap kegiatan ini bisa dijadikan pembelajaran bagi generasi muda di Sumut, lantaran mentor-mentor yang dihadirkan berkompeten di bidangnya. “Kesempatan ini harus dimanfaatkan betul, lantaran tidak akan terulang kedua kali. Kami berharap Kemenparekraf bisa mengadakan lagi di sini untuk tahap kedua dan seterusnya,” ungkapnya (ag/ma).