Uluwatu (IndonesiaMandiri) – Di hari normal, sebelum pandemi Covid-19, sejak jam 16.00 sore, Pura Uluwatu banyak dipadati wisatawan mancanegara (wisma
Panggung pentas tari kecak dan latar pura dan samudera hindia |
Uluwatu (IndonesiaMandiri) – Di hari normal, sebelum pandemi Covid-19, sejak jam 16.00 sore, Pura Uluwatu banyak dipadati wisatawan mancanegara (wisman) dan nusantara (wisnus) guna menyaksikan pentas Tari Kecak sambil menikmati matahari terbenam dengan latar Pura Uluwatu dan keindahan Samudera Hindia.
I Kadek Satya Adi Gunawan, salah satu pemandu wisata di Pura Uluwatu mengatakan, memang pengunjung masih sangat jarang mendatangi tempat wisatanya. “Tari Kecak juga belum kita buka. Karena kalau pengunjungnya sedikit, kami rugi,” akunya. Biasanya, pentas Tari Kecak bisa menyedot ratusan wisman dan wisnus tiap hari.
Bahkan yang datang ke obyek wisata Pura Uluwatu setiap harinya di saat normal, bisa mencapai lebih seribu wisatawan. Namun, dengan adanya wabah Covid-19, obyek wisata yang terkenal ini ikut ditutup sejak akhir Maret 2020. Kini, semenjak Bali dinyatakan terbuka untuk awal bagi wisnus di Akhir Juli lalu, hingga Oktober tampak masih sepi.
Pura Luhur Uluwatu tetap digunakan untuk ibadah setiap hari |
Saat rombongan media dari Jakarta yang diundang Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan Garuda Indonesia mendatang Pura Luhur Uluwatu yang ada sejak 1036 Masehi (20/10), memang terlihat pengunjungnya sangat sedikit. Kedai warung dan cinderamata sekitar komplek Pura juga sebagian besar masih tutup.
Meski demikian, segala protokol kesehatan (Prokes) sudah disiapkan jauh hari oleh pihak pengelola, seperti pengecekan suhu tubuh sebelum masuk, tempat cuci tangan di berbagai sudut, pengaturan antrian dengan menjaga jarak, serta semua petugas sudah dengan masker dan alat pelindung diri. “Kita harapkan akhir Oktober atau awal November ini pentas Tari Kecak sudah dibuka kembali,” jelas Satya kepada media (ma).
Foto: abri