Jakarta (IndonesiaMandiri) – Komisi IV DPR RI meminta Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong petani dalam penggunaan pupuk organik guna menc
Jakarta (IndonesiaMandiri) – Komisi IV DPR RI meminta Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong petani dalam penggunaan pupuk organik guna menciptakan ketahanan lingkungan serta produk berkualitas. Selain itu, produk pertanian juga dapat memiliki nilai jual dan nilai kesehatan yang tinggi sehingga bisa menjangkau pasar mancanegara.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Dedi Mulyadi mengatakan, pupuk menjadi salah satu sarana produksi yang mempunyai peranan penting dalam meningkatkan produktifitas dan hasil pertanian. Oleh karenanya, pemerintah selalu mengalokasikan anggaran yang besar melalui kebijakan pupuk bersubsidi bagi para petani dalam rangka memperoleh pupuk berkualitas.
“Menurut saya dalam jangka panjang Kementerian Pertanian juga tidak boleh terus menerus petani bergantung dengan pupuk kimia. Harus didorong sinergi dengan peternakan, perikanan, lingkungan hidup agar petani Indonesia bisa mandiri dalam melakukan pengelolaan pupuk dengan mengembangkan pupuk organik," ujar Dedi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) secara virtual (5/10).
Dedi menambahkan, dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional, pemerintah berupaya meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil pertanian melalui penerapan teknologi budidaya secara tepat dengan penggunaan sarana produksi di masing-masing wilayah. Salah satu sarana yang mempunyai peranan penting adalah pupuk . Kedepan, Kementan harus berupaya recovery tanah agar tidak degradasi tingkat produktivitas dampak dari penggunaan pupuk yang sangat tinggi.
"Jangan sampai nanti kita mengalami masa dimana produksi menurun tajam karena hancurnya tata guna tanah," tambah dedi. Sedangkan Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi, mengatakan pihaknya mengalokasi kuota pupuk subsidi termasuk untuk pupuk organik. Selain itu, juga sudah memiliki program terkait penggunaan pupuk organik yang akan terus dikembangkan.
"Petani juga bisa menggunakan pupuk organik mandiri dari lingkungan sekitar dari limbah dengan proses reuse, reduce dan recycle (3R)," terang Suwandi. Menurutnya, kecenderungan penggunaan pupuk kimiawi yang semakin meningkat menjadikan lahan menjadi tandus kurang subur dikarenakan tanah tidak memiliki lagi cacing, mikroba.
"Kami akan terus mendorong penggunaan pupuk organik di lahan petani sehingga dampak penggunaan pupuk kimiawi dapat dikurangi," jelas Suwandi. Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan, Sarwo Edhy menambahkan, sesuai dengan terbitan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) adanya penambahan anggaran untuk pupuk subsidi tahun 2020 yang mencapai 1 juta ton atau sebesar Rp 3,1 triliun (lw).