Jakarta (IndonesiaMandiri) – Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) merancang strategi dan langkah-langkah dalam menerapkan protokol kesehatan di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif/parekraf dengan menghimpun masukan dari berbagai pihak melalui diskusi daring. Nia Niscaya, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, pada webinar bertajuk “Sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif” (31/8) menyebut, situasi pandemi saat ini memberikan pilihan yang tidak mudah. Di satu sisi, menuntut seluruh sektor untuk menekan laju penularan Covid-19, tetapi sisi lain juga seluruh sektor harus tetap produktif agar dapat memulihkan perekonomian nasional.
Sambut wisatawan pada masa adaptasi kebiasaan baru, sektor parekraf telah melengkapi protokol kesehatan |
Nia Niscaya, Deputi Bidang Pemasaran Kemenparekraf, pada webinar bertajuk “Sosialisasi Adaptasi Kebiasaan Baru Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif” (31/8) menyebut, situasi pandemi saat ini memberikan pilihan yang tidak mudah. Di satu sisi, menuntut seluruh sektor untuk menekan laju penularan Covid-19, tetapi sisi lain juga seluruh sektor harus tetap produktif agar dapat memulihkan perekonomian nasional.
Protokol kesehatan diterapkan demi kebaikan bersama untuk menjaga kebersihan serta keselamatan, sehingga semua pihak dapat melakukan berbagai kegiatan secara aman. Protokol kesehatan tidak akan memiliki dampak yang signifikan jika hanya segelintir orang yang melakukannya. Oleh karena itu perlu ada kerja sama dari berbagai pihak dan harus diterapkan dengan taat dan konsisten, seperti halnya semua pemerintah daerah (Pemda).
Penerapan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Healthy, Safety, and Environmental Sustainability) agar wisatawan nusantara/wisnus maupun mancanegara/wisman berkunjung kembali ke destinasi wisata yang ada di Indonesia, sangat bergantung pula dari peran Pemda. Dalam webinar ini, ikut berbicara Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung Jasagung Hariyadi, Head of Bintan Cultural and Tourism Office of Bintan Regency Drs. Wan Rudy Iskandar, Vice President Marketing Garuda Indonesia Selfie Dewiyanti dan Campaign & Partnership Senior Marketing Manager Klook Rufina Suryani.
Jasagung Hariyadi menjelaskan, Dispar Kabupaten Belitung telah melakukan edukasi mengenai Cleanliness, Healthy, dan Safety. Tahapan yang dilakukan yaitu, menyusun SOP CHS sesuai dengan Peraturan Bupati Belitung Nomor 23 Tahun 2020 yang akan diterapkan di bandara, restoran, destinasi wisata, penyediaan akomodasi, dan moda transportasi. “Setelah tahapan tersebut dilakukan, baru aktivitas kepariwisataan pada destinasi wisata tertentu dibuka dalam skala lokal per 1 Juli 2020,” ujarnya.
Wan Rudy Iskandar mengatakan, Bintan merupakan kawasan wisata yang menjadi andalan Indonesia, namun karena kondisi pandemi jumlah kunjungan wisatawan sangat menurun, terlebih lagi wisman yang menjadi pasar utama, tidak lagi mengunjungi daerah wisata di Bintan, Kepri. Pihak Pemprov Kepri telah menerapkan beberapa strategi pelaksanaan kesehatan berbasis CHS, seperti setiap tempat wisata dan perhotelan untuk membentuk konsep normal baru, melakukan kerja sama dengan influencer luar negeri dan domestik untuk mempromosikan pariwisata Kepri pascapandemi.
“Konsep normal baru yang dimaksud ialah penerapan protokol kesehatan di seluruh sektor parekraf. Selain itu, influencer saat ini sangat berpengaruh khususnya di media sosial, sehingga akan sangat membantu kami untuk menarik wisatawan,” kata Wan Rudy.
Sementara di bidang penerbangan, Vice President Marketing Garuda Indonesia, Selfie Dewiyanti mengutarakan, pihaknya telah melakukan aircraft prolong inspection dimana langkah ini merupakan bentuk maintenance yang dilakukan oleh airlines secara berkala, memastikan seluruh bagian pesawat terjaga kebersihannya. Untuk pelayanan di pesawat, Garuda Indonesia menggunakan kemasan sekali pakai supaya lebih aman.
Selain itu, para penumpang perlu melewati beberapa tahapan, diantaranya pengecekan suhu tubuh, pemeriksaan kesehatan, saat check-in terdapat protection shield untuk meminimalisir kontak, boarding pass juga sudah self printing, serta mengisi form di aplikasi eHAC Indonesia.
“Kemudian di dalam pesawat, juga sudah kami terapkan physical distancing, dimana terdapat bangku kosong diantara penumpang, supaya duduknya tidak berdekatan. Penerapan protokol kesehatan ini bertujuan agar para penumpang kami dapat terbang dengan aman dan nyaman,” terang Selfie (ag/ma).