Labuan Bajo (IndonesiaMandiri) – Pengembangan produk wisata di destinasi wisata super prioritas Labuan Bajo, tetap bertumpu pada kekuatan budaya serta konten lokal. Hal ini diutarakan Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF), saat menjamu wartawan nasional dan lokal dalam acara Familiarization Trip/Famtrip (11-13/9), di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina menekankan, pihaknya terus mendorong inkubasi berbagai kegiatan kreatif seperti seni pertunjukan, seni musik, seni tari, fesyen, juga kuliner dengan melibatkan komunitas-komunitas yang ada.
Labuan Bajo terus dikembangkan dengan tetap melibatkan kekuatan SDM masyarakat lokal |
Labuan Bajo (IndonesiaMandiri) – Pengembangan produk wisata di destinasi wisata super prioritas Labuan Bajo, tetap bertumpu pada kekuatan budaya serta konten lokal. Hal ini diutarakan Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo Flores (BOPLBF), saat menjamu wartawan nasional dan lokal dalam acara Familiarization Trip/Famtrip (11-13/9), di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Direktur Utama BOPLBF Shana Fatina menekankan, pihaknya terus mendorong inkubasi berbagai kegiatan kreatif seperti seni pertunjukan, seni musik, seni tari, fesyen, juga kuliner dengan melibatkan komunitas-komunitas yang ada.
"Sehingga mereka nanti bisa showcase dan berinteraksi dengan wisatawan. Pekerjaan rumah paling besar saat ini adalah mengaktifkan komunitas itu, meyakinkan masyarakat bahwa konsep premium dalam pengembangan pariwisata di Labuan Bajo dan Flores adalah bagaimana menyuguhkan konten lokal yang otentik kepada wisatawan," ucap Shana.
Belum lama ini BOPLBF memberi pelatihan dan pendampingan kepada masyarakat agar apa yang mereka kerjakan selama ini dapat memberikan manfaat kesejahteraan dari sisi pariwisata. Sebanyak 66 persen masyarakat di Labuan Bajo bukan bekerja di sektor pariwisata. Tapi bagaimana mereka bisa mendapatkan manfaat dari pariwisata, bagaimana mereka menjadi petani yang baik, peternak yang baik dan makmur karena produk yang mereka hasilkan bisa diserap pariwisata," sambung Shana.
Ia mengatakan, salah satu critical success factor di wilayah koordinatif BOPLBF adalah bagaimana mengembangkan produk wisata yang harus dimulai dengan mengembangkan sumber daya manusia di dalamnya. "Sehingga benar-benar bisa memberikan pengalaman bagi wisatawan, mereka merasakan kemewahan yang tidak mereka temukan di tempat lain," papar Shana.
Di sisi lain, Shana menjelaskan, pengembangan sarana dan prasana pendukung pariwisata di Labuan Bajo juga terus berjalan dengan dukungan dari berbagai kementerian/lembaga. Seperti jalan-jalan utama dengan lebar trotoar sampai 2,5 meter dan dilengkapi dengan pepohonan serta tanaman juga landscape yang baik. Selain itu ada pembangunan jalan yang akan tersambung ke Manggarai serta Tanamori.
Para wartawan diajak melihat kekayaan budaya dan berdialog dengan warga di Desa Wisata Liang Ndara, mengunjungi pesona alam dan melihat satwa purba Komodo, seperti di Long island ke Pulau Padar, Long Beach, dan Loh Liang. Di hari terakhir, akan melihat langsung progres pembangunan Puncak Waringin sebagai creative hub, sentra suvenir, serta pusat kegiatan perbelanjaan produk khas dan tradisional Labuan Bajo (ma/pn).