Jakarta (IndonesiaMandiri) – Guna peringati Hari Hidrografi Dunia pada 2020, Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) menggelar Webinar atau Seminar Daring dengan topik Pemanfaatan Satellite-Derived Bathymetry (SDB) atau Batimetri Berbasis Satelit. Satellite-Derived Bathymetry (SDB) adalah suatu metode baru yang dikembangkan dari teknologi penginderaan jauh untuk mendapatkan data kedalaman di area perairan dangkal dari citra satelit yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan pemetaan laut. Dari seminar daring ini, bertujuan untuk menyebarluaskan aplikasi, sains, dan teknologi penginderaan jauh optik untuk estimasi batimetri dan batas darat-air.
Pushidrosal terus tingkatkan kapasitasnya dengan kemajuan teknologi terkini guna mengamankan perairan Indonesia |
Satellite-Derived Bathymetry (SDB) adalah suatu metode baru yang dikembangkan dari teknologi penginderaan jauh untuk mendapatkan data kedalaman di area perairan dangkal dari citra satelit yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan pemetaan laut. Dari seminar daring ini, bertujuan untuk menyebarluaskan aplikasi, sains, dan teknologi penginderaan jauh optik untuk estimasi batimetri dan batas darat-air.
Seminar hasil kerjasama antara Pushidrosal, Institut Teknologi Bandung dan EOMAP, digelar dua hari (26-27/8). Hari pertama bahas “Pemanfaatan Satellite-Derived Bathymetry (SDB) Untuk Kepentingan Nasional” dan kedua tentang “Pemanfaatan Satellite Derived Bathymetry untuk Kepentingan Militer”.
Beberapa pembicara hadir dengan memaparkan materinya, di antaranya Kolonel Laut (E) Yanuar Handwiono (Direktur Pengamanan, Kerja sama dan Perbatasan/Dirpamkersamtas) Pushidrosal dengan topik pemanfaatan SDB, Dr. Poerbandono (Dosen Hidrografi ITB Bandung) dengan topik Penginderaan jauh batimetri, Dr. Thomas Heege (CEO EOMAP Gmbh) tentang Teknologi SDB, serta Kolonel Laut (P) Oke Dwiyana (Kepala Dinas Pemetaan Pushidrosal) soal penggunaan data SDB.
Acara yang dibuka Kapushidrosal Laksda TNI Harjo Susmoro, antara lain menyampaikan SDB) atau Batimetri Berbasis Satelit merupakan teknologi terbaru dalam bidang pemetaan hidro-oseanografi yang sangat dibutuhkan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar.
Ini dikarenakan posisi geografis Indonesia yang terletak di antara dua samudera dan dua benua, yang memiliki peran penting dalam perdagangan dunia, terlebih tekad pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritime dunia, agar Indonesia sebagai pusat informasi yang berkaitan dengan kemaritiman, sehingga teknologi pemetaan yang cepat dan akurat mutlak dibutuhkan.
“Pemanfaatan SDB untuk kepentingan nasional sangat diperlukan, salah satunya dalam rangka menyongsong Audit Wajib anggota IMO atau Mandatory IMO Member States Audit Scheme (MIMSAS) yang akan dilaksanakan pada Tahun 2022,” jelas Kapushidrosal.
Untuk itu Pushidrosal harus memenuhi target capaian survei dan pemetaan di seluruh perairan Indonesia, guna memberikan jaminan dan kepercayaan kepada publik tentang keamanan dan keselamatan bernavigasi di seluruh perairan Indonesia (ma).
Pushidrosal terus tingkatkan kapasitasnya dengan kemajuan teknologi terkini guna mengamankan perairan Indonesia |
Satellite-Derived Bathymetry (SDB) adalah suatu metode baru yang dikembangkan dari teknologi penginderaan jauh untuk mendapatkan data kedalaman di area perairan dangkal dari citra satelit yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan pemetaan laut. Dari seminar daring ini, bertujuan untuk menyebarluaskan aplikasi, sains, dan teknologi penginderaan jauh optik untuk estimasi batimetri dan batas darat-air.
Seminar hasil kerjasama antara Pushidrosal, Institut Teknologi Bandung dan EOMAP, digelar dua hari (26-27/8). Hari pertama bahas “Pemanfaatan Satellite-Derived Bathymetry (SDB) Untuk Kepentingan Nasional” dan kedua tentang “Pemanfaatan Satellite Derived Bathymetry untuk Kepentingan Militer”.
Beberapa pembicara hadir dengan memaparkan materinya, di antaranya Kolonel Laut (E) Yanuar Handwiono (Direktur Pengamanan, Kerja sama dan Perbatasan/Dirpamkersamtas) Pushidrosal dengan topik pemanfaatan SDB, Dr. Poerbandono (Dosen Hidrografi ITB Bandung) dengan topik Penginderaan jauh batimetri, Dr. Thomas Heege (CEO EOMAP Gmbh) tentang Teknologi SDB, serta Kolonel Laut (P) Oke Dwiyana (Kepala Dinas Pemetaan Pushidrosal) soal penggunaan data SDB.
Acara yang dibuka Kapushidrosal Laksda TNI Harjo Susmoro, antara lain menyampaikan SDB) atau Batimetri Berbasis Satelit merupakan teknologi terbaru dalam bidang pemetaan hidro-oseanografi yang sangat dibutuhkan Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar.
Ini dikarenakan posisi geografis Indonesia yang terletak di antara dua samudera dan dua benua, yang memiliki peran penting dalam perdagangan dunia, terlebih tekad pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritime dunia, agar Indonesia sebagai pusat informasi yang berkaitan dengan kemaritiman, sehingga teknologi pemetaan yang cepat dan akurat mutlak dibutuhkan.
“Pemanfaatan SDB untuk kepentingan nasional sangat diperlukan, salah satunya dalam rangka menyongsong Audit Wajib anggota IMO atau Mandatory IMO Member States Audit Scheme (MIMSAS) yang akan dilaksanakan pada Tahun 2022,” jelas Kapushidrosal.
Untuk itu Pushidrosal harus memenuhi target capaian survei dan pemetaan di seluruh perairan Indonesia, guna memberikan jaminan dan kepercayaan kepada publik tentang keamanan dan keselamatan bernavigasi di seluruh perairan Indonesia (ma).