Jakarta (IndonesiaMandiri) – Perpustakaan Micro atau Microlibrary Warak Kayu, terpilih sebagai Popular Choice Winner pada kategori arsitektur perpustakaan menurut Architizer A+ Awards 2020, yang diharapkan dapat menjadi daya tarik wisata baru di Semarang, Jawa Tengah. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio, menyambut baik terpilihnya Microlibrary Warak Kayu sebagai Popular Choice Winner.
Perpustakaan dengan arsitektur dari kayu cerminkan ramah lingkungan dan promosi wisata |
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio, menyambut baik terpilihnya Microlibrary Warak Kayu sebagai Popular Choice Winner.
“Saya berharap dengan memanfaatkan kayu sebagai bahan ramah lingkungan dan teknik konstruksi dapat memberikan motivasi bagi pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia untuk bisa menghasilkan karya-karya yang kreatif dan inovatif. Sehingga dapat mendorong potensi pariwisata di Semarang agar semakin meningkat dan menciptakan sustainable tourism,” ucap Wishnutama.
Architizer A+ Awards merupakan kompetisi yang memusatkan pada arsitektur dan produk arsitektur terbaik di dunia, diikuti lebih 100 negara dan dinilai sekitar 400.000 pemilih, digelar tiap tahun di New York.
Direktur & Founder SHAU Indonesia, Florina Henzelman menyebut, Microlibrary Warak Kayu bertujuan meningkatkan minat baca masyarakat, terutama anak-anak di lingkungan berpenghasilan rendah.
“Kami melihat minat baca masyarakat Indonesia masih rendah. Oleh karena itu, kami berupaya untuk meningkatkannya dengan membuat microlibraries yang menjangkau masyarakat dengan strategi merangkul ruang-ruang komunitas. Tidak hanya perpustakaan saja, tetapi ada unsur bermain dan berkumpul bersama,” terang Florina.
Nilai tambah dari perpustakaan ini adalah lokasinya yang terletak di pusat kota, tepatnya di Taman Kasmaran, memiliki pemandangan indah ke Kampung Pelangi sehingga mampu mencuri perhatian voters dunia.
Microlibrary merupakan inisiasi SHAU (Suryawinata Haizelman Architecture Urbanism) Indonesia berkolaborasi dengan berbagai stakeholder, dimana ada pemerintah, CSR, foundation, dan komunitas.
“SHAU Indonesia merancang arsitektur bangunan, sementara PT Kayu Lapis Indonesia memasok kayu-kayu hasil olahan limbah pabrik yang sudah tidak terpakai. Lalu, Pemerintah Daerah Semarang menyediakan lahan dan izin pembangunan, serta perusahaan swasta menanggung biaya pembangunannya. Adapun Harvey Center yang mengelola perpustakaan ini agar dapat digunakan oleh masyarakat tanpa dipungut biaya,” sambung Florina.
Florina juga menjelaskan, ini semacam konsep ‘rumah panggung’ tradisional Indonesia yang terbuka. Teknik ini mengatur alur ventilasi udara, pencahayaan, dan konsep multifungsi suatu ruangan. Sehingga ada ruang pada bagian bawah untuk berbagai kegiatan yang bisa dilakukan warga.
Menurut Direktur & Founder SHAU Indonesia Daliana Suryawinata, ini perpustakaan pertama di Semarang yang 100% terbuat dari bahan kayu bersertifikat SVLK dan 98% FSC yang diprefabrikasi PT Kayu Lapis Indonesia. Prinsip desainnya tropis, passive energy dan multi-programmatic. Desain façade Warak Kayu mengikuti bentuk wajik yang terinspirasi dari konstruksi Zollinger dari Jerman dan juga menyerupai sisik kulit Warak (hewan mitologi khas Semarang).
“Kompetitor kami sangat berat. Ada perpustakaan di Amerika karya arsitek superstar Steven Holl dan Skidmore Owings Merril, di Tiongkok ada perpustakaan rural yang menarik, dan di Thailand ada perpustakaan kampus karya teman kami. Semuanya bagus, membuat kami sangat deg-degan selama voting berlangsung. Tapi syukurlah voters dari Indonesia sangat kompak dan tidak terkalahkan,” kisah Daliana.
Walikota Semarang, Hendrar Prihadi, mengatakan, “konsep rumah panggung sebagai perpustakaan micro ini sangat menarik perhatian warga untuk datang. Selain itu, Microlibrary ini akan menjadi bagian dari rute baru pariwisata kota, di mana akan ada bus tur gratis, yang diharapkan akan menarik minat wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara” (ag/dh).