Mentawai (IndonesiaMandiri) – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi/Kemenko Marves melalui Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi, Ridwan Djamaluddin meninjau berbagai program pembangunan infrastruktur di Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat (Sumbar). Djamaluddin didampingi Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit, Bupati/Wakil Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet dan Kortanius Sabeleake, serta perwakilan dari Kemenko Perekonomian, Kementerian PU-PR, Kementerian Perhubungan, pihak swasta sebagai investor dan perwakilan institusi terkait lainnya.
Rombongan Kemenko Marves, beberapa kementerian/lembaga dan Pemprov Sumbar tinjau infrastruktur di Mentawai |
Djamaluddin didampingi Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abit, Bupati/Wakil Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet dan Kortanius Sabeleake, serta perwakilan dari Kemenko Perekonomian, Kementerian PU-PR, Kementerian Perhubungan, pihak swasta sebagai investor dan perwakilan institusi terkait lainnya.
"Banyak kemajuan, tinggal nanti tindak lanjut terkait formalitas administrasi yang akan dilakukan. Kemudian semangat kita samakan, dan beberapa infrastruktur sudah terlihat, Pelabuhan di Labuhan Bajau kira-kira sudah 70%, dan akan diselesaikan tahun ini, tinggal jalan Trans yang akan dilaksanakan oleh Kementerian PU-PR pun sudah. Desember tahun lalu kami tinjau juga dan sudah berjalan cukup baik, investor juga sudah siap dan kita akan jadikan wilayah ini sebagai tempat wisata eksotis kelas dunia, agar nantinya bisa membantu meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat di Mentawai dan Sumbar," ujar Ridwan di Mentawai (3/8).
Dijelqskan juga, pengembangan Mentawai sesuai arahan Presiden Jokowi, kemudian ditegaskan Menko Marves Luhut B. Pandjaitan, perintahnya yaitu, membangun berbagai proyek infrastruktur yang bermanfaat bagi masyarakat, utamanya di luar Pulau Jawa.
"Dan, Mentawai ini salah satu daerah yang diprioritaskan. Namun memang kita sadari tidak semuanya bisa instan dan segera. Anggaran pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dari swasta, dan pemerintah memfasilitasi antara lain dari soal perizinan, kemudian infrastruktur utama juga akan ada dukungan dari pemerintah, terkait bandara di dalam KEK ditangani investor dan pemerintah pun memfasilitasi. Percepatan pembangunan saat ini yaitu kepastian hukumnya dulu, agar jelas dasar hukumnya," tambahnya.
Wagub Sumbar Nasrul Abit menyebut, “sangat apresiasi sudah dikunjungi oleh Pak Deputi, dan juga dari Kementerian dan juga perwakilan dari KEK. Sudah mulai banyak kemajuan dan masyarakat mulai bergairah, dan kemudian ada proyek lagi tambahan yakni infrastruktur jalan, semoga pada 2021 sudah bisa berjalan," pujinya.
"Paling utama saat ini adalah masalah jalan Trans Mentawai, ada sekitar 204 km lagi yang belum dibuka. Mudah-mudahan nanti ada anggarannya dan harapan kita seperti itu. Untuk hambatan di lapangan sepertinya tidak ada, tinggal anggarannya saja dan bagi kita tidak ada masalah apakah itu dikerjakan oleh Kementerian PU-PR atau diserahkan pemerintah daerah. Yang penting jalan ini segera dibangun agar perekonomian masyarakat disini bisa berjalan. Apalagi bila Pelabuhan Labuhan Bajau selesai dan Jalan Lingkar selesai tentu perekonomian masyarakat pun bangkit," urai Nasrul.
Berdasarkan data Pemprov Sumatera Barat, Paket jalan Trans Mentawai ini telah berjalan semenjak beberapa tahun lalu, dan progress sampai saat ini yakni ; Lintas Timur, Pembukaan Trase jalan Pantai Timur, dimulai dari Peipei Ke Labuhan Bajau sepanjang 188,2 Km dan telah selesai dibuka sekitar 90 %. Untuk Lintas Barat, Trase jalan Pantai Barat juga dimulai dari Labuhan Bajau Ke Peipei sepanjang 208,56 Km. Trase Pantai Barat saat ini sudah di tracking oleh Dinas Kehutanan Provinsi Sumbar, BKSDA dan Taman Nasional Siberut (TNS).
Sementara untuk Rencana KEK Mentawai, kini sudah ada kesesuaian dengan Tata Ruang, rekomendasi dari Bupati Mentawai dan Dinas Kehutanan, dimana KEK Ini tak masuk dalam hutan produksi serta masuk dalam Ranperda RZWP3K (Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil), dan terakhir Dokumen Amdal pun sudah selesai (ma).