Sragen (IndonesiaMandiri) – Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf gencar secara bertahap membuka destinasi wisata unggulan, dengan tetap memberlakukan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19. Salah satu cara yang sedang aktif digalakkan adalah program BISA (bersih, indah, sehat dan aman). Dari hampir 70 destinasi wisata di seantero Indonesia yang menjalankan program BISA, kali ini dijalankan di Museum Purbakala Sangiran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah selama dua hari (3-4/8). Museum yang cukup langka di dunia untuk koleksi situs arkeologi dan data sejarah kehidupan manusia pra sejarah (kabarnya hanya ada lima di dunia, dan di Sragen ini salah satunya), sejak 1996 telah diakui oleh lembaga dunia UNESCO.
Salah satu bantuan Kemenparekraf untuk program BISA di Museum Sangiran, sarana mencuci tangan tanpa sentuh bagi wisatawan |
Dari hampir 70 destinasi wisata di seantero Indonesia yang menjalankan program BISA, kali ini dijalankan di Museum Purbakala Sangiran, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah selama dua hari (3-4/8). Museum yang cukup langka di dunia untuk koleksi situs arkeologi dan data sejarah kehidupan manusia pra sejarah (kabarnya hanya ada lima di dunia, dan di Sragen ini salah satunya), sejak 1996 telah diakui oleh lembaga dunia UNESCO.
Itu sebabnya, Kemenparekraf melalui Deputi Bidang Kebijakan Strategis, mengajak Pemda Kabupaten Sragen beserta instansi lain yang terkait (Komisi X DPR RI, DPRD Pemprov Jateng, DPRD Sragen serta pelaku usaha parekraf setempat untuk berbenah, menciptakan suasana aman dan nyaman di kawasan wisata Sarangan khususnya dan Sragen umumnya.
Menurut Harman Ekon Cahyo Wirasto, Direktur Manajemen Strategis, Deputi Bidang Kebijakan Strategjs Kemenparekraf dihadapan sekitar 150an pelaku usaha parekraf di Sangiran, saat secara simbolis membuka program BISA menyebut, kegiatan ini adalah arahan dari Presiden berupa padat karya, melibatkan banyak pihak di destinasi wisata, agar giat memelihara lingkungannya di tengah pandemi, sehingga wisatawan nusantara senang datang ke Sangiran.
Semua pejabat pusat dan daerah sudah mengakui, bahwa reputasi Museum Sangiran sudah berkelas dunia. Namun masih perlu banyak pembenahan agar jumlah wisatawan terus datang. Caranya? Melalui Program BISA salah satunya. Kemenparekraf secara simbolis membantu berbagai alat pembersih, agar Sangiran tampak kian bersih, indah, sehat dan aman saat dan pasca pandemi.
Banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi secara bertahap di Sangiran (juga Sragen) seperti akses transportasi umum yang mudah dan aman mencapai lokasi museum, fasilitas desa wisata dan hotel yang memadai, usaha parekraf seperti kuliner, kerajinan tangan yang sehat dan menarik, serta kerjasama antar lembaga di daerah dan pusat.
Wakil Ketua Komisi X DPR-RI Agustina Wilujeng Pramestuti yang turut hadir menyaksikan penerapan program BISA menekankan, pengembangan Sangiran harus memprioritaskan pemberdayaan masyarakat setempat. Agustina optimis, Sangiran bisa berkembang pesat seperti halnya museum MUMI di Mesir dan menjadi ikon dunia (ma).
Foto: abri