Labuan Bajo (IndonesiaMandiri) – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan/KLHK melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Nusa Tenggara Timur (BBKSDA-NTT), bekerja sama dengan Balai Taman Nasional Komodo, Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo-Florea, Polres dan Damkar Kabupaten Manggarai Barat, bergerak menuju lokasi titik api di sekitar Cagar Alam (CA) Wae Wu’ul yang terbakar. Lokasi titik api terlihat pada kamis malam (13/8),?berada di daerah sekitar Wingko, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT,?berada di luar kawasan Taman Nasional Komodo/TNK.
Berkat kerjasama yang baik dari berbagai lembaga, karhutla di Manggarai Barat cepat teratasi |
Lokasi titik api terlihat pada kamis malam (13/8),?berada di daerah sekitar Wingko, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT,?berada di luar kawasan Taman Nasional Komodo/TNK.
Upaya pengendalian karhutla dilakukan setelah BBKSDA-NTT mendapat laporan adanya tittk api, yang ditindaklanjuti langsung kepada jajarannya yaitu Kepala Resort Wae Wuul, Kepala Seksi Wilayah lll dan Kepala Bidang KSDA Wilayah II, untuk segera menuju lokasi kejadian dan melakukan upaya pemadaman.
Di lokasi kejadian, diketahui karhutla terjadi di areal puncak bukit, sehingga menyulitkan Regu Damkar BBKSDA NTT dan Tim gabungan untuk mencapai lokasi titik api. Dibutuhkan perjalanan selama 2 jam untuk mencapai titik api.
Proses pemadaman dan mopping up segera dilakukan dalam suasana gelap. Api dapat dipadamkan, namun tim memutuskan untuk beristirahat di lokasi sambil menunggu pagi hari untuk mengukur luas areal bekas kebakaran, serta mengumpulkan keterangan.
Sampai saat ini tim masih terus melakukan mopping up, perhitungan luas, pemetaan, serta pengumpulan informasi dari masyarakat. Dari pengecekan areal bekas terbakar, diketahui terdapat dua titik kebakaran, yaitu mayoritas terjadi diluar kawasan hutan, dan sebagian kecil berada dalam kawasan, yaitu pada koordinat 8°35` 24.8`` S dan 119° 48` 12.7`E.
Luas kawasan CA yang terbakar diketahui sebanyak 17,582 Ha, dengan kondisi semua vegetasi terbakar berupa alang-alang (savana), sedangkan untuk pengukuran lahan masyarakat yang terbakar, Tim BBKSDA NTT sedang berkoordinasi dengan aparat desa sesuai kepemilikan ulayat masing-masing.
Kepala BBKSDA-NTT Timbul Batubara masyarakat agar menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan api di sekitar CA Wae Wuul. "Vegetasi di lokasi kejadian yang didominasi savana apabila ada sedikit api, serta cuaca panas dan angin kencang dapat menyebabkan api menyebar dan membesar, " jelasnya (14:7).
Timbul memuji respon cepat jajaran petugas ditingkat Resort serta lembaga lain yang membantu, sehingga api cepat dikendalikan dan tidak menyebarluas. Ditegaskan pula agar seluruh jajaran Resort di seluruh Kawasan Konservasi se-Provinsi NTT tetap koordinasi kepada seluruh pihak dan meningkatkan kesiapsiagaan penuh terhadap bahaya kebakaran hutan dan lahan pada saat cuaca mulai memasuki musim panas ini.
Ada pun kekuatan tim pemadaman terdiri dari Resort Wae Wu’ul, 4 orang, Bidang Wilayah 4 Orang, Polres 50 orang dipimpin langsung Wakapolres, Kabag Ops, Kabag Sabhara dan Brimob dipimpin Danki Brimob, Balai TN Komodo 10 Orang , Seksi Gakkum 6 Orang dari Labuhan Bajo yang menuju lokasi dalam waktu 3 jam melalui jalur darat dan laut (ma).