Jakarta (IndonesiaMandiri) – “Menurut saya di Kaltim ini, perlu kita lihat hilirisasi apa yang harus kita lakukan. Karena itu yang akan banyak nanti membantu kita. Kepada para pemimpin di Kaltim, baik Gubernur, Walikota, dan Bupati saya minta hal ini dipikirkan. Jadi bukan hanya gali dan ekspor saja, bukan itu lagi karena itu nanti habis. Maka kita buat supaya betul-betul ada nilai tambah,” jelas Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi/Marves Luhut B. Panjaitan, saat menjadi narasumber Webinar Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Kaltim Periode Mei 2020 dari Bank Indonesia Provinsi Kaltim, di Kantor Kemenko Marves, Jakarta (10/7). Sektor pertambangan dan perkebunan memberi kontribusi sangat signifikan terhadap pertumbuhan PDB Kaltim. Selain ekspor batubara dan migas, palm oil (CPO) juga menjadi komoditas ekspor yang menunjang ekonomi Kaltim. Pada kesempatan tersebut, ia mengapresiasi potensi ekonomi Provinsi Kaltim yang pada dasarnya sudah cukup baik. Namun menurut Luhut, supaya memiliki nilai tambah komoditas ekspor, dibutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Dan salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah mengembangkan sektor pendidikan di Kaltim.“Menurut saya, kenapa tidak diajak dari pihak tambang itu untuk membantu membangun politeknik yang berkualitas, misalnya politeknik khusus tambang seperti yang terjadi pada industri di Morowali dan sebagainya. Bersama dengan Pemda, Kementerian Pendidikan dan Kementerian Perindustrian sehingga kualitas pendidikannya juga jalan. Tenaga pengajarnya nanti dari daerah tersebut, itu suatu proses yang butuh waktu. Saran saya Pemda harus berinisiatif melakukan pengembangan SDM tersebut,” jelas Luhut.
Provinsi Kaltim harus kembangkan hilirisasi guna kemajuan dan kemandirian ekonomi |