Kementan sangat mendukung peran petani mileneal guna gairahkan usaha pangan Semarang ( IndonesiaMandiri ) – Menteri Pertanian (Mentan)...
Kementan sangat mendukung peran petani mileneal guna gairahkan usaha pangan |
Didampingi anggota DPD RI Denty Eka Widi Pratiwi, Bupati Semarang Mundjirin ES, Danrem 073/Makutarama Kolonel Arm Moch Erwansjah, Kajati Jawa Tengah, Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah, Suryo Banendro, Kapolres Semarang AKBP Gatot Hendro Hartono, Dandim 0733/BS Semarang, Kolonel Inf Yudhi Diliyanto dan jajaran Eselon I Kementan, Syahrul menyebut sektor pertanian di era new normal harus diperkuat sehingga menjadi penyokong utama perekonomian nasional. Sebab, Covid-19 telah membuat dunia berubah dan menguji semua daerah.
"Oleh karena itu, Indonesia adalah bangsa pejuang dan Provinsi Jawa Tengah khusus Kabupaten Semarang harus menjadi garda terdepan dan lokomotif memajukan perekonomian melalui sektor pertanian. Kita harus semangat menyediakan pangan rakyat, jangan sampai ada yang teriak lapar. Ini tantangan kita bersama yang harus kita menangkan," kata Syahrul.
Oleh karenanya, Syahrul berharap agar semua pihak semangat menyediakan pangan secara maju, mandiri dan modern bahkan bisa ekspor dalam menghadapi tantangan dampak covid 19. Menurutnya, sektor pertanian menjadi satu-satunya solusi karena tidak mengenal krisis sepanjang diolah dengan optimal.
"Kita harus jamin tidak boleh ada rakyat teriak kelaparan. Maka pertanian harus akseleratif bertumbuh lebih baik dari apa yang ada. Dan apa yang dilakukan petani milenial, taitu Sofyan bersama teman-teman di SOM ini sudah menjawab tantangan," pujinya.
"Ini cuma 10 hektar kurang lebih hasilnya Rp 300 juta perbulan, dikerjakan 25 orang sehingga penghasilanya kurang lebih Rp 10 juta per orang per bulan. Maaf gajinya Pak Bupati kalah," lanjut Syahrul.
Bupati Semarang Mundjirin puji Mentan untuk memajukan pengembangan komoditas hortikultura, khususnya sayuran yang permintaanya saat ini naik 300 persen. Budidaya sayuran di SOM Kepang sudah dikunjungi oleh investor dari Singapura dan membuktikan sayuran petani Kepang benar-benar organik.
"Harga sayuran yang dihasilkan di sini cukul tinggi hingga Rp 100 ribu per kilogram, dipasarkan secara lokal, masuk supermarket dan sekarang merambah pasar online," jelas Bupati.
Sofyan Adi Cahyono, petani milenial SOM Kepang sekaligus Ketua Pusat Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya (P4S) Citra Muda mengatakan di masa pandemi hingga new normal, justru menyebabkan permintaan sayur organik naik pesat.
Trend konsumen masa kini sudah beralih dari produk segar ke pangan organik yang aman sehingga pemasaran dominan dilakukan secara online.
"Jenis usaha yang kami rintis adalah budidaya sayuran organik dengan aspek egalitas berupa tanda daftar kelompok tani yang beranggotakan 30 anggota petani muda, bersertifikat organik Indonesia dari INOFICE. Omset Rp 300 juta perbulan. Kami garap lahan seluas 10 hektar ditanami lebih dari 50 jenis sayuran," paparnya (ma).