Keragaman potensi pangan Indonesia bisa menjadi aset untuk konsumsi dalam negeri Jakarta ( IndonesiaMandiri ) – Pertanian menempati se...
Keragaman potensi pangan Indonesia bisa menjadi aset untuk konsumsi dalam negeri |
Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Agung Hendriadi menegaskan agar jangan sampai dampak pandemi ini mempengaruhi produksi dan distribusi pangan, yang pada akhirnya mempengaruhi pola konsumsi pangan. Pertanian Indonesia harus menjadi tuan rumah di negari sendiri, dengan membangun pertanian agar mencukupi kebutuhan kita.
“Dalam kondisi saat ini kita harus pandai memanfaatkan sektor pertanian untuk bisa menjadi pemenang. Artinya, masyarakat yang membutuhkan pangan tidak boleh kekurangan pangan, distribusi harus terjamin dan konsumsi harus baik,” ujar Agung dalam diskusi daring di Jakarta (9/6). Menurutnya, salah satu hal yang perlu mendapat perhatian adalah, mendorong diversifikasi pangan lokal dengan mengoptimalkan komoditas selain beras, seperti singkong, sagu, jagung dan lainnya.
Upaya ini jadi salah satu strategi Kementan memelihara ketersediaan pangan di tengah pandemi. “Kita juga melihat sebaran konsumsi pangan lokal yang eksisting saat ini. Kita punya data provinsi yang biasa makan apa yang menjadi pangan lokalnya. Ini kita identifikasi dan dorong agar tiap provinsi mempunyai satu komoditas andalan selain beras,” ujar Agung. Misalnya Provinsi Maluku dengan singkongnya dan Papua dengan sagunya. Kemudian program di tiap provinsi dilaksanakan dengan mendorong pengembangan produksi pangan lokal.
Di samping itu juga, disebutkan, jika pemenuhan kebutuhan pangan didorong dengan memanfaatkan lahan pekarangan yang mencapai 10,4 juta hektar di Indonesia. “Jika 50% saja lahan pekarangan dari luasan tersebut kita manfaatkan dengan baik, tentu kebutuhan pangan keluarga sendiri bisa terpenuhi. Artinya kita memanfaatkan pekarangan dengan ditanami aneka tanaman sebagai sumber pangan keluarga,” sarannya.
Program pekarangan pangan lestari atau yang dikenal dengan sebutan P2L, diakui Agung pada 2020 akan ditingkatkan dan optimalkan dengan tujuan meningkatkan ketersediaan aksesibilitas dan pemanfaatan pangan, meningkatkan pendapatan masyarakat dan penghematan pengeluaran serta menyerap tenaga kerja (ma).