Sita pasien pertama Covid-19 berhasil sembuh dan berbagi cerita Jakarta ( IndonesiaMandiri )...
Sita pasien pertama Covid-19 berhasil sembuh dan berbagi cerita |
Beban pikiran hingga stres semakin menjadi-jadi ketika kasusnya mulai banyak disebut di televisi, koran maupun media daring lainnya. Tentunya itu yang membuat diri dan mentalnya semakin ciut. Mulanya ia juga mengalami sindrom. Hingga akhirnya diputuskan untuk tak melihat televisi, hindari bersosial media dan membatasi diri dengan alat perangkat komunikasi lainnya.
Sita mengenan, awalnya hampir menang melawan Covid-19, mendadak drop karena batinnya tertekan dan merasa depresi. Namun pada suatu ketika Sita mulai menyadari, melawan Covid-19 dan status Pasien 01 adalah soal dua pilihan, yakni mau berfikir negatif atau positif. “Kita memiliki dua pilihan. Kita bisa mengambil dan melihat semuanya secara negatif atau melihat semua secara positif,” tegas Sita.
Sita mengakui, pikiran menjadi faktor terbesar dalam upaya penyembuhan dan pemulihannya dari Covid-19. Pikiran yang stres dan depresi dapat melemahkan imunitas, berdampak pada kerentanan tubuh. Sebaliknya, dengan berpikiran positif, maka tubuh seakan merespon bentuk baik itu sehingga Covid-19 dapat ditaklukan.
“Karana itu kan menurunkan imune system, ya. Jadi, memang akhirnya gejala-gejala yang sudah hilang, kembali lagi,” terang Sita. Lalu, Sita manfaatkan waktu sebaik mungkin ketika melakukan isolasi mandiri dengan kegiatan yang disukai dan menjadi rutinitas sehari-hari. “Di saat saya bisa (berpikiran) positif dan saya mulai semangat untuk sembuh, saya di dalam isolasi saya melakukan yoga, olahraga sedikit-sedikit, saya menari, saya nyanyi, semua saya lakukan aktif,” cerita Sita.
Dalam kondisinya yang sedang berjuang itu, ia juga mendapat dukungan dari keluarga dan orang-orang terdekat. Banyak yang akhirnya membujuk Sita untuk membuat sebuah kampanye positif kepada orang-orang agar tidak panik dan dapat melakukan upaya pencegahan Covid-19. Dukungan ini menjadi penting. Sita tidak bisa terus menerus mengurung diri dan membiarkan stres menguasai dirinya. Lantas, atas saran dari keluarga yang diterima Sita justru berdampak sangat baik. Berangsur-angsur ia mulai bangkit dan menegakkan pemulihan kesehatan.
"Tapi emang kemudian saya bisa ambil positifnya, karena memang dari dukungan keluarga yang bilang, OK, Sita ini sudah terlanjur semua orang tahu kita gunakan ini positive campaign, untuk mengurangi kepanikan di masyarakat. Baru, akhirnya saya bisa mengaktifkan kembali social media saya dan saya ubah mindset saya untuk melakukan hal yang positif terus, gitu bagi keluarga, maupun ya bangsa Indonesia,” ungkapnya.
Segala upaya dilakukan Sita demi menang melawan virus yang dia dapatkan dari kasus impor atau imported case. Dengan selalu berpikiran positif dan semangat yang tinggi serta dukungan dari orang-orang terdekat, akhirnya Sita mampu menaklukan virus yang menginfeksi tubuhnya (bnpb/ma).
Foto: bnpb