Di Indonesia, penggunaan teknologi kecerdasan buatan di sektor perikanan belum dilakukan secara makro dan terintegrasi Jakarta ( Indone...
Di Indonesia, penggunaan teknologi kecerdasan buatan di sektor perikanan belum dilakukan secara makro dan terintegrasi |
Andreas mengatakan, adaptasi teknologi dapat dilakukan melalui inovasi sederhana seperti teknologi digital, hingga kompleks memakai aplikasi Data Besar (Big Data) atau Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligent). Menurutnya, adaptasi teknologi terbukti berdampak positif, seperti mempercepat proses suatu kegiatan, menjaga kualitas lingkungan dan mutu produk, hingga menumbuhkan unit usaha lain yang mendukungnya (multiplier effect).
Andreas menyebutkan kisah sukses pada sub-sektor perikanan tangkap di sejumlah negara seperti Jepang, Kanada, Taiwan, dan Amerika Serikat, yang berhasil memadukan data satelit dengan sistem kecerdasan buatan untuk memantau aktivitas kapal di tengah lautan secara langsung hingga mengidentifikasi ukuran kapal dan jenis alat tangkap yang digunakan. “Negara skandinavia seperti Norwegia bahkan telah mengekspor sekitar 2,7 juta ton ikan laut dengan nilai US$ 10,4 Miliyar pada tahun 2019 yang sebagian besar (71%) merupakan hasil budidaya perikanan dengan perpaduan sistem kecerdasan buatan yang baik,” jelas.
Di Indonesia, pengunaan sistem kecerdasan buatan kurang mendapatkan perhatian. Namun dalam skala kecil, kecerdasan buatan telah digunakan pembudidaya. Seperti sistem otomatisasi pengaturan pakan ikan atau penggunaan akustik untuk mengestimasi populasi serta densitas ikan. Di masa pandemi covid-19, kebutuhan protein hewani bersumber dari ikan meningkat.
Menurut data KKP 2019, konsumsi ikan nasional berkisar 54,5 kg perkapita. Jadi, dalam upaya pemenuhan kebutuhan itu, penggunaan kecerdasan buatan bisa difokuskan pada hilirisasi produksi perikanan nasional, seperti penyediaan informasi kebutuhan dan kesediaan pasokan ikan serta distribusi di masyarakat.
Karenanya, lanjut Andreas, pengembangan platform kecerdasan buatan adalah hal mendesak saat Indonesia tengah menyongsong era new normal. Suatu platform yang bisa memahami proses produksi, mengetahui ketersediaan dan kebutuhan pangan. “Dengan pengunaan platform kecerdasan buatan yang terintegarsi, pencapaian target pemerintah meningkatkan produksi dan menggenjot ekspor ikan terutama udang hingga 250% pada tahun 2024 adalah suatu keniscayaan,” ungkap Andreas (ma).
Foto: abri