Penulis esai dan cerpen ditantang untuk berkarya dan diberi stimulus di masa pandemi ini Jakarta ( IndonesiaMandiri ) – Kementerian Par...
Penulis esai dan cerpen ditantang untuk berkarya dan diberi stimulus di masa pandemi ini |
“Para pelaku ekraf ini outputnya adalah karya cipta yang bisa dinikmati masyarakat. Tetapi dengan program “Nulis dari Rumah” ini kita berharap tidak berhenti pada stimulus pembuatan karya saja. Tetapi bagaimana stimulus ini kita bisa kelola lagi lebih jauh, sehingga menciptakan snow ball effect yang bisa dirasakan lebih banyak lagi,” ajak Josua.
Saat Virtual Bincang Kreatif dan Launching Nulis dari Rumah, hadir pula sebagai moderator Plt. Direktur Industri Kreatif Musik, Seni Pertunjukan dan Penerbitan Mohammad Amin, Penulis Novel Trilogi Negeri 5 Menara Ahmad Fuadi dan Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Rosidayati Rosalina.
Josua berharap, program yang bertepatan dengan Hari Buku Nasional ke-18 dan HUT Perpustakaan Nasional ke-40 ini, karya-karya tulis yang dihasilkan bisa memberi bantuan kepada masyarakat terdampak Covid-19 di sektor penerbitan. “Dari karya tersebut bisa dimonetisasi sehingga bisa membantu sektor penerbitan. Kami terus memikirkan bagaimana karya dan literasi bisa membantu ekosistem para pekerja di subsektor penerbitan ini. Hal inilah sebenarnya yang menjadi core dari kegiatan nulis dari rumah,” ujar Josua. Nantinya akan diberi stimulus 100 karya terpilih (50 cerpen dan 50 esai) berupa uang tunai. Penulis bisa kirim hasil karyanya mulai 17 Mei - 2 Juni 2020 ke email: direktorat.mspp@kemenparekraf.go.id atau informasi lebih lanjut melalui instagram @kemenparekraf.ri.
Sementara dari Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) Rosidayati Rosalina menjelaskan, hasil karya terpilih akan ditawarkan melalui satu program bisnis forum. Karya mereka nantinya akan dikompilasi. Dan, karya pemenang nantinya berkesempatan dipamerkan saat ajang Indonesia International Book Fair yang direncanakan pada Minggu pertama September 2020. Nantinya pemenang karya tersebut akan mengikuti lokakarya dan pendampingan untuk dijadikan satu karya unggulan. "Sehingga bisa ditawarkan ke subsektor kreatif lainnya. Nanti nilai monetasi bisa kita hitung, kami berharap akan muncul karya-karya seperti Laskar Pelangi atau Negeri Lima Menara," katanya (ag/ma).