Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto beri orasi ilmiah secara daring dalam acara wisuda UNS Surakarta Jakarta ( IndonesiaMandiri ) ...
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto beri orasi ilmiah secara daring dalam acara wisuda UNS Surakarta |
Dalam orasi ilmiahnya, Panglima TNI menyinggung fenomena sosial yang dipandang sangat memprihatinkan yaitu ada segelintir masyarakat memperlakukan tenaga medis yang berjuang digaris depan melawan Covid-19 dengan tidak manusiawi. Para dokter dan tenaga medis yang telah rela berjuang mengorbankan keselamatan dirinya sendiri untuk membantu dan melayani orang lain seharusnya memberi apresiasi. Namun ternyata ada sebagian masyarakat yang bertindak sebaliknya.
“Mereka berjuang sekuat tenaga tidak mengenal waktu merawat para pasien Covid-19. Dan karena sifat virus itu, para dokter dan tenaga medis lainnya harus bekerja dalam kondisi yang sangat tidak nyaman, selama berjam-jam menggunakan APD,” ucap Panglima TNI.
Menurut Panglima TNI, saat bangsa Indonesia merebut dan mempertahankan kemerdekaan, para pejuang mendapat bantuan dan dukungan dari rakyat. Namun sangat disayangkan para tenaga medis, yang saat ini merupakan pejuang digaris depan dalam melawan Covid-19 justru mendapat perlakuan sebaliknya. Fenomena ini dapat menjadi bahan penelitan sosial bagi lembaga pendidikan.
“Fakultas yang ada di setiap perguruan tinggi di Indonesia seharusnya tertantang, untuk membangun kemampuan negara dalam menghadapi pandemi Covid-19, ataupun tantangan masa mendatang. Potensi yang muncul saat pandemi Covid-19 harus dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas dan dunia pendidikan dalam berinovasi,” seru Marsekal Hadi.
Panglima TNI memaparkan, kemajuan teknologi yang menjadi pembawa disrupsi, maka kali ini Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2), adalah pembawa disrupsi global pada abad ini. Saat itulah baru tersadar ternyata sektor industri belum mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri. Demikian pula dengan bahan pangan, dapat mengalami kesulitan mengimpor bahan pangan karena negara-negara eksportir itu juga berupaya mengamankan kebutuhan dalam negerinya. Indonesia bangga dengan nenek moyang sebagai bangsa bahari tetapi meninggalkan lautnya.
Panglima TNI mengutip pernyataan Presiden RI Joko Widodo tentang, “inilah saatnya kita berbenah dan merapikan segala sesuatunya sehingga bangsa Indonesia dapat maju dan mandiri. Momentum yang telah kita dapat, dengan mengerahkan dunia pendidikan bekerja sama dengan industri, harus bergerak maju. Kesadaran bahwa pertanian dan peternakan rakyat harus dibangun tidak boleh hilang”.
Panglima TNI berharap, agar civitas akademika UNS Surakarta dan kampus lainnya, dapat melahirkan generasi penerus bangsa yang berkualitas. Perguruan tinggi harus dapat menghasilkan birokrat serta pelaku industri yang berkolaborasi erat dengan membawa kemajuan. Pada acara wisuda periode II di 2020, UNS menggelar wisuda secara daring atau online untuk pertama kalinya, diikuti sebanyak 259 wisudawan (ma).