Semangat para tenaga medis dalam merawat pasien Covid-19 jadi pemicu kesembuhan pasien Jakarta ( IndonesiaMandiri ) - Sebagian orang se...
Semangat para tenaga medis dalam merawat pasien Covid-19 jadi pemicu kesembuhan pasien |
Jakarta (IndonesiaMandiri) - Sebagian orang sering kali lupa, membangkitkan hati bahagia penuh optimisme adalah cara terbaik menjaga imunitas tubuh selain pola makan yang sehat. Mereka yang berhasil sembuh melawan penyakit (termasuk Covid-19), lebih cepat dan tepat umumnya adalah orang yang optimistis. Maka saatnya yakin, semangat optimisme adalah cara terbaik untuk melawan Covid-19 agar segera pergi.
Sebagai musuh, Covid-19 bukanlah lawan yang enteng. Lihat saja dari hari ke hari, jumlah penderitanya terus bertambah.
Namun di balik itu, harapan selalu ada dan akan terus ada sehingga api perjuangan untuk melawan corona sudah sepatutnya terus dijaga bersama. Rasa syukur dan optimisme itu tergambar jelas di wajah tim medis yang hingga detik ini terus berjuang di garis terdepan tangani Covid-19. Tanpa lelah, tanpa rasa takut, mereka tak henti “berperang”.
“Saya optimistis dan akan terus berjuang. Semua bahu-membahu memberikan yang terbaik dalam situasi yang tidak mudah ini,” kata Chitra Nur Mawarti, tenaga medis yang bertugas di salah satu rumah sakit rujukan penanganan Covid-19 di Jakarta. Bersama rekan seprofesi, sejak virus ini menjangkit Indonesia, Chitra mengerahkan kemampuan terbaik, tenaga, dan semangat yang dimilikinya untuk merawat pasien terkena Covid-19.
Tapi Chitra sadar proses ini tidak akan mudah. Banyak tantangan yang harus dihadapi. Tidak secara profesi tapi juga keluarga dan lingkungan. Sebagai orang yang berinteraksi dengan ODP, PDP, bahkan pasien positif Corona, banyak yang khawatir Chitra dan rekan seprofesinya terpapar dan menjadi carrier. “Ada beberapa teman saya yang mulai diisolasi sosial oleh lingkungan di sekitar mereka. Karena mereka petugas medis,” kisah Chitra.
Tenaga medis dapat layanan prima agar dapat belerja lebih optimal |
Chitra yang tinggal di daerah Cibinong, Bogor, mengatakan semua dukungan itu sangat membantu para tenaga medis bertugas. Sebelumnya ia menghabiskan 1,5 jam dari rumahnya untuk ke rumah sakit. Kami juga disediakan antar jemput dari hotel ke rumah sakit dan sebaliknya. Terdapat delapan jam keberangkatan, jarak hotel ke RS kami pun hanya 5 menit, jadi tidak capek di jalan, karena biasanya saya harus menghabiskan 1,5 jam perjalanan dari rumah ke rumah sakit,” jelasnya, yqng mendapat fasilitas inap di Novotel Cikini, satu kamar berdua dengan rekannya (ag/ma).