Beberapa Unit Pelaksana Teknis KSDAE-KLHK di daerah beri bantuan APD untuk sejumlah rumah sakit Jakarta ( IndonesiaMandiri ) - Direktor...
![]() |
Beberapa Unit Pelaksana Teknis KSDAE-KLHK di daerah beri bantuan APD untuk sejumlah rumah sakit |
Jakarta (IndonesiaMandiri) - Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan/KSDAE-KLHK melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen KSDAE, menyalurkan 488 paket bantuan Alat Pelindung Diri (APD) ke beberapa pelayanan kesehatan masyarakat dan institusi di empat Provinsi, yaitu Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Riau, dan Kalimantan Barat.
Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati KLHK Indra Exploitasia menjelaskan, beberapa UPT Ditjen KSDAE yang telah menyumbangkan APD di tingkat tapak kepada kantor pelayanan kesehatan, antara lain BKSDA Jawa Tengah kontribusi 63 paket APD kepada RSUD Dr.Moewardi Solo dan 100 paket APD ke RSUP Dr.Kariadi Semarang. BKSDA Yogyakarta memberi APD 25 paket untuk pencegahan wabah Covid-19 di RSU Dr. Sardjito Yogya, 20 paket ke RSK Ngesti Waluyo Parakan dan 20 APD ke Puskesmas Nganglik 2, Sleman. BBKSDA Riau menyerahkan 150 paket APD ke RS Mochtar Bukittinggi dan 100 paket ke RS Ibnu Sina Pekanbaru. Selain itu, penyerahan 10 paket kepada BPBD Kalbar oleh BBTN Betung Kerihun Danau Sentarum.
Indra menambahkan, ini dilakukan sebagai upaya terapkan program One Health di tingkat tapak. One Health adalah pendekatan kolaboratif, multisektoral, dan transdisipliner yang bekerja di tingkat lokal, regional, nasional, dan global bertujuan mencapai kesehatan optimal dengan menginterkoneksikan kesehatan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan mereka secara bersama.
“Dengan kata lain, One Health adalah pendekatan mengaitkan antara kesehatan manusia dengan kesehatan hewan dan lingkungan termasuk kesehatan satwa liar di dalamnya,” ungkap Indra. Dalam menangani kesehatan hewan, petugas KSDAE juga dilengkapi APD yang menjadi standar terhadap biosafety untuk tenaga medis yang terkait langsung dengan kesehatan satwa liar.
“APD yang diserahkan oleh UPT ini merupakan sarana pendukung tenaga medis yang telah mengikuti kegiatan pelatihan One Health 3 sektor (KLHK, Kementan dan Kemenkes) yang difasilitasi oleh FAO ECTAD Indonesia,” lanjutnya. Beberapa kegiatan kolaborasi dengan pendekatan One Health di tingkat tapak telah dilakukan Ditjen KSDAE KLHK antara lain sharing data terkait penyakit melalui mekanisme integrasi Sistem Informasi Kesehatan Satwa Liar (SEHATSATLI) ke dalam Sistem Informasi Zoonosis dan Infectious Disease (SIZE) dan surveillans bersama 3 sektor (kesehatan manusia, ternak dan satwa liar) terkait kasus penyakit di tingkat tapak (ma)