Profesi memadamkan api di hutan/karhutla juga dipegang oleh perempuan tangguh Riau ( IndonesiaMandiri ) – Momentum Hari Kartini yang ...
Profesi memadamkan api di hutan/karhutla juga dipegang oleh perempuan tangguh |
Ini juga bisa ditemui sosok Srikandi yang bertugas sangat beresiko di Manggala Agni, unit khusus dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan/KLHK dengan tugas mengendalikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Perempuan bernama Gustia Ningsih atau akrab disapa Neneng (35 thn), bergabung sebagai anggota Daops Manggala Agni Sumatera VI/Siak, Riau, sejak 2005.
Ibu tiga anak yang sudah 15 tahun mengabdi sebagai anggota Manggala Agni Daops Sumatera VI/Siak, Provinsi Riau ini, sudah merasakan manis pahitnya bekerjq memadamkan karhutla. Apalagi, di daerahnya, Riau, merupakan provinsi rawan karhutla di Indonesia. Ini memberi pengalaman tersendiri bagi Neneng.
Tugas Neneng sehari-hari adalah sebagai pemantau deteksi dini. Pantauannya meliputi wilayah Kabupaten Siak, Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kepulauan Meranti. Selain itu, Neneng juga bertugas mengatur papan Sistem Peringkat Bahaya Kebakaran (SPBK), dan mengurus administrasi kantor Daops Manggala Agni Sumatera VI/Siak. Namun, tak jarang Neneng ikut terjun ke lapangan melaksanakan patroli pencegahan dan pemadaman karhutla.
Menurut Neneng, sosok Kartini masa kini harus motivasi dirinya untuk ikut bergerak bermanfaat bagi diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan tanpa melalaikan dan meninggalkan tanggung jawab sebagai seorang wanita, sebagai ibu dan istri yang patuh terhadap suami. “Kartini memberi insprirasi tersendiri bagi saya, bahwa wanita bisa berperan dalam semua hal, termasuk dalam pengendalian kebakaran hutan dan lahan sebagai Manggala Agni,” ucap Neneng dengan bangga.
"Misalkan, saat terjadi kebakaran hutan dan lahan di Siak 2019 kemarin. Kita sebagai Manggala Agni tentu harus terjun langsung melakukan pemadaman karhutla sampai beberapa hari,” kisah Neneng. Meski Manggala Agni didominasi laki-laki, ini tak membuatnya nyalinya turun. Pada saat pemadaman karhutla, Neneng pun siap berjalan puluhan kilometer menuju titik api, mengangkat gulungan selang, serta memegang nozzle di depan berhadapan langsung dengan api. “Waktu melakukan pemadaman saya pernah terperosok gambut karena kebakaran saat itu di selimuti asap yang sangat tebal," tambah Neneng.
Perempuan tangguh yang bergabung di Manggali Agni jadi cermin sosok Kartini di masa kini |
Metha juga menuturkan, dirinya dan Neneng hanyalah sedikit dari wanita di Indonesia yang mengambil peran dalam kelestarian lingkungan sebagai Manggala Agni. Semoga wanita Indonesia tak pantang menyerah dan semangat untuk meneruskan perjuangannya Ibu Kartini dalam membangun negeri ini (ma).