Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan latih petugas lapangan antisipasi ASF Kupang ( IndonesiaMandiri ) - Kementerian Pertania...
Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan latih petugas lapangan antisipasi ASF |
Kupang (IndonesiaMandiri) - Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) terus melakukan penguatan sistem pelayanan kesehatan hewan nasional di Indonesia. Salah satunya saat ini terkait upaya pencegahan, deteksi, dan pengendalian bahaya penyakit/virus African Swine Fever (ASF) sebagai ancaman potensial bagi populasi babi di Indonesia, khususnya di Nusa Tenggara Timur (NTT), yang berbatasan dengan negara Timor Leste.
Antisipasi hal itu, Ditjen PKH buat bimbingan teknis (bimtek) kepada 50 petugas lapang dari dinas membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan Provinsi NTT dan kabupaten/kota yang ada di Pulau Timor. Bimtek berlangsung selama 3 hari sejak 4 Desember 2019 di Hotel On the Rock Kupang.
Menurut Dirjen PKH I Ketut Diarmita, penyebaran penyakit ASF sangat cepat dan telah mendekati perbatasan wilayah Negara Republik Indonesia di NTT, sehingga potensi ancaman masuknya penyakit sangat besar. "Kondisi ini memerlukan kewaspadaan dini dan harus segera diwujudkan dalam bentuk tindakan teknis" ungkap Ketut.
Oleh karenanya, sesuai amanat Undang-Undang No.18/2009 dan Peraturan Pemerintah No. 47/2014, tindakan teknis yang harus dilakukan adalah deteksi cepat, pelaporan cepat dan pengamanan cepat. "Sangat penting untuk diidentifikasi potensi lokasi timbulnya penyakit dan sebaran populasi babi" jelas Ketut.
Bila menjumpai keanehan pada babi yang dipelihara, seperti penurunan nafsu makan dan peningkatan kasus kematian, peternak diharapkan segera melaporkan kejadiannya kepada petugas lapang dinas. Karena ASF ini merupakan penyakit yang belum ditemukan vaksin dan obatnya yang efektif (lw).