Meski beberapa bulan terakhir Indonesia masuki masa kekeringan, namun stok beras tetap aman Jakarta ( IndonesiaMandiri ) - Kepala Bir...
Meski beberapa bulan terakhir Indonesia masuki masa kekeringan, namun stok beras tetap aman |
Kuntoro menjelaskan, perhitungan rata-rata konsumsi nasional saat ini mencapai 111,58 kilogram per kapita per tahun, dengan angka produksi beras diperkirakan mencapai titik surplus sebanyak 4,64 juta ton pada periode ini.
“Ketersediaan ini didukung dengan produksi di luar Pulau Jawa dan adanya penanaman varietas padi gogo yang diketahui tahan pada musim kering," jelasnya.
Kendati demikian, Kabiro Humas dan Informasi Publik ini mengakui musim kering yang berlangsung cukup lama beberapa bulan terakhir telah membuat stok padi masyarakat berkurang. Namun, hal itu tak memengaruhi daya tahan pangan karena stok beras masih cukup hingga panen 2020 nanti. “Sekali lagi tidak ada pengaruhnya karena kita akan menghadapi musim panen di awal tahun 2020 mendatang," sambungnya.
Sementara itu, berdasarkan prediksi Badan Pusat Statistik (BPS) dengan kerangka sampel area (KSA) luas panen besar yang ada mencapai 8,99 juta hektare (ha). Angka tersebut meliputi produksi Januari-September yang diperkirakan mencapai 46,9 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 26,91 juta ton beras. "Untuk konsumsi selama periode ini diperkirakan jumlahnya mencapai 22,28 juta ton," katanya.
Menurut Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi, pihaknya akan membuang 20 ribu ton cadangan beras pemerintah yang memiliki nilai Rp160 miliar. Pembuangan dilakukan karena usia penyimpanan beras sudah melebihi 1 tahun. "Semua stok Bulog yang disimpan lebih dari lima bulan itu dapat dibuang, bisa diolah kembali, diubah menjadi tepung dan yang lain, atau turunan beras atau dihibahkan," ungkapnya (dh).