Potensi wisata bahari terus dikembangkan Pemerintah Banten ( IndonesiaMandiri ) - Sebanyak tiga daerah yakni Kepulauan Seribu-Kota Tua...
Potensi wisata bahari terus dikembangkan Pemerintah |
Banten (IndonesiaMandiri) - Sebanyak tiga daerah yakni Kepulauan Seribu-Kota Tua, Labuan Bajo, dan Bali dipilih Kementerian Pariwisata (Kemenpar) sebagai Pusat Pariwisata Bahari standar inyernasional yang diharapkan bisa menjadi contoh destinasi wisata bahari lainnya. Langkah strategis ini dibahas dalam Focus Group Discussion (FGD) mengenai Dukungan Pengembangan Potensi Wisata Bahari yang diadakan Kemenpar bertema Pemetaan Permasalahan dan Solusi: Isu Strategis Pariwisata Bahari dan Rancang Bangun Model Tata Kelola dan Model Bisnis Pusat Pariwisata Bahari Berstandar Internasional, di Swiss-Belhotel Airport Banten (12/9).
Hasil FGD menekankan pentingnya perbanyak jumlah even bertaraf internasional guna memperkenalkan destinasi bahari Indonesia ke dunia. Adapun kegiatan menarik yang bisa disajikan dalam suatu festival wisata bahari seperti cruise, sailing, surfing, diving, wisata mancing (game fishing), dan lainnya. “Dengan memperbanyak even tingkat internasional kami harap akan semakin banyak wisman yang berkunjung ke destinasi bahari Indonesia,” ujar Frans Teguh, Staf Ahli Menpar Bidang Kemaritiman.
Menpar Arief Yahya juga menyampaikan, kekayaan bahari Indonesia amat beragam. “Selain pantai, 70 persen jenis koral yang hidup di dunia terdapat di Indonesia. Sayangnya, kelebihan itu belum dikelola dengan baik, sehingga tidak memberi dampak positif bagi perekonomian negara dan kesejahteraan masyarakat. Perlu terobosan yang lebih efektif untuk mendorong kemajuan wisata bahari kita,” jelas Menpar Arief Yahya.
Pengembangan SDM juga sangat penting mendukung wisata bahari |
Ketua Tim Percepatan Pariwisata Bahari Indroyono Soesilo menegaskan, “dalam pengembangan industri wisata bahari pun rencananya dalam lima tahun ke depan akan dibangun 127 kapal pesiar baru di seluruh dunia di mana 27 di antaranya merupakan kapal pesiar besar yang dapat mengangkut 3000 hingga 7000 penumpang,” jelas Indroyono Soesilo. Ini menjadi potensi besar bagi Indonesia yang wilayahnya didominasi perairan.
Di sisi lain, di Tanah Air juga dihadapkan sejumlah tantangan di wisata bahari terkait dengan regulasi/kebijakan, sumber daya manusia, maupun pengemasan produk. Untuk sisi regulasi, pemerintah berencana melakukan deregulasi terkait sehingga bisa meningkatkan minat investasi di bidang wisata bahari. Hasil FGD juga menyimpulkan perlunya rancangan model bisnis yang adaptif di tengah digitalisasi informasi sehingga bisa mendorong kepastian investasi. Serta menyiapkan SDM kompeten di bidang pariwisata (ma/pn).