Menpar Arief Yahya ingatkan industri pariwisata dalam negeri cermati digital tourism Jakarta (IndonesiaMandiri) - “Revolusi teknol...
Menpar Arief Yahya ingatkan industri pariwisata dalam negeri cermati digital tourism |
Jakarta (IndonesiaMandiri) - “Revolusi teknologi digital ini tidak bisa dihindari, pasti terjadi. Secara alamiah akan mengubah dunia, menciptakan model bisnis baru, jadi pelaku industri yang tidak mau berubah dengan platform digital, pasti akan ditinggalkan customer,” ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya saat hadiri Seminar Nasional Pariwisata 2019 bertema "Wonderful Indonesia Digital Tourism 4.0" di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Kementerian Pariwisata, Jakarta (9/9).
Generasi mileneal jadi sasaran besar untuk diundang ke indonesia |
Dalam acara yang digelar IKA DIM FEB Universitas Padjajaran (Unpad) itu Menpar menjelaskan, disrupsi digital terjadi dalam industri yang ia sebut 3T, yakni telecommunication, transportation, dan tourism. Menurut Arief, di dunia transportasi, disrupsi digital hadirkan layanan transportasi online seperti Grab, Gojek dan Uber. Adanya digital transportation, harga pasar langsung berubah, drop drastis. Begitupun di telekomunikasi, jadi kian murah, gratis. Karena itu WhatsApp (WA), Google, Baidu, Line mengirimkan pesan gratis, tidak berbayar.
Sementara, revolusi ketiga adalah tourism. Ini yang paling diwanti-wanti Arief Yahya agar industri pariwisata Indonesia waspada. Menurutnya, bila travel agent tak bisa mengikuti perubahan zaman, dikhawatirkan bernasib sama seperti warung telekomunikasi (wartel), terbunuh dengan sendirinya. "Travel agent konvensional akan sulit bersaing dengan online travel Agent, seperti Traveloka, Booking.com, TripAdvisor, Ctrip, dan lainnya," sebutnya.
Menpar menjelaskan, salah satu rahasia mengapa pertumbuhan wisman Indonesia termasuk 20 besar dunia, atau naik hingga 25 persen di saat regional ASEAN dan dunia hanya naik rata-rata 6 persen, disebabkan digital tourism yang diterapkannya. 50 persen inbound pariwisata Indonesia merupakan generasi milenial dimana mereka look, book and pay sudah dilakukan secara digital.
"Oleh sebab itu generasi milenial merupakan target utama pariwisata Indonesia. Generasi milenial wajib menguasai pasar, baik pasar saat ini atau pasar masa depan. Selain itu generasi milenial juga harus open minded dengan digital karena kuncinya the more digital, the more global, sehingga dituntut lebih interaktif, mobile, dan personal,” papar Arief.
Sementara, Pelaksana Tugas (Plt) Rektor Unpad, Rina Indiastuti mengatakan, kampusnya mendukung pengembangan pariwisata berbasis digital. Berikut juga menghadirkan SDM berkualitas. “Unpad memiliki program S2 Sustainable Tourism. Ada juga program studi D4 Bisnis Perjalanan Wisata. Dan kita akan menggulirkan prodi Pariwisata Bahari. Ini bukti keseriusan Unpad, kita tidak main-main. Kita mendukung SDM pariwisata dikembangkan secara serius dan pariwisata bisa menjadi tulang punggung perekonomian kita,” ungkap Rina (fm/pn).