Upaya Indonesia cegah karhutla dipuji negara tetangga Bandar Seri Begawan/Brunei ( IndonesiaMandiri ) - Kepala Badan Litbang dan Inova...
Upaya Indonesia cegah karhutla dipuji negara tetangga |
Bandar Seri Begawan/Brunei (IndonesiaMandiri) - Kepala Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan/BLI-KLHK Agus Justianto, memimpin Delegasi Republik Indonesia pada acara Pertemuan Komite Pengarah Sub-Regional Kementerian ASEAN ke-21 tentang Polusi Asap Lintas Batas atau Ministerial Steering Committee on Transboundary Haze Pollution (MSC on THP), di Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam (7/8).
Agus Justianto menyampaikan, Indonesia komit meningkatkan kewaspadaan dan melakukan pemantauan, serta upaya pencegahan kabut asap. Semua upaya dilakukan untuk meminimalkan terjadinya kabut asap lintas batas selama musim kemarau. Menurut Agus Justianto, salah satu bentuk komitmen Indonesia dalam pengendalian karhutla adalah ketegasan menjaga kawasan gambut agar tidak kering dengan menerapkan regulasi tata kelola yang tepat. Ragulasi tersebut adalah pengelola lahan gambut diwajibkan membuat sekat kanal dan mengatur tata air, agar kelembaban kawasan terjaga. Kemudian, meningkatkan kesiapan pemerintah daerah dan aparatur di lapangan dalam pengendalian karhutla dijadikan prioritas untuk ditangani.
Pertemuan MSC on THP ini dihadiri para Menteri atau perwakilan yang memiliki tanggung jawab mengelola lingkungan, kebakaran hutan dan kabut asap, seperti Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand, serta Sekretaris Jenderal ASEAN. Pemerintah Indonesia juga sepakat mempercepat peninjauan serta evaluasi program implementasi dan pencapaian negara ASEAN bebas kabut asap pada 2020, dalam bentuk rekomendasi tinjauan akhir Roadmap sebagai bahan pertimbangan rapat komite yang akan datang.
Dilaporkan juga, pada 2018 KLHK telah berhasil memperkecil luas kebakaran hutan dari seluas 2,6 juta hektar di 2015, menjadi hanya 438.363 hektar pada tahun 2016, dan semakin menurun menjadi 165.483 hektar pada 2017. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau yang lebih kering dan hangat di kawasan ASEAN Selatan diperkirakan terjadi pada Agustus hingga Oktober 2019. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan hotspot dan meningkatkan risiko terjadinya kabut asap lintas batas di wilayah tersebut.
Pada tingkat tapak, KLHK melakukan kegiatan patroli pencegahan karhutla, melibatkan TNI, Polri, BPBD dan masyarakat, serta membentuk, membina Masyarakat Peduli Api, terutama di lokasi rawan karhutla. Disamping itu dikembangkan inovasi berupa teknologi Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB) seperti pembuatan kompos dan cuka kayu. Presiden Joko Widodo, saat beri arahan pengendalian karhutla di Istana Negara (6/8), mengingatkan kembali kejadian karhutla di 2015 jangan sampai terjadi lagi di seluruh wilayah Indonesia (dh).