TNI AL unjuk kekuatan latihan malam hari di Laut Jawa Surabaya ( IndonesiaMandiri ) - Berada di tengah Laut Jawa, sejumlah unsur Koma...
TNI AL unjuk kekuatan latihan malam hari di Laut Jawa |
Surabaya (IndonesiaMandiri) - Berada di tengah Laut Jawa, sejumlah unsur Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib) yakni KRI Makassar-590, KRI Teluk Banten-516, dan KRI dr.Soeharso-990 jalani serial latihan laut AAROFEX dan NSIC (12/7). Latihan serial laut ini merupakan salah satu bagian dari berbagai Latihan Puncak TNI AL Armada Jaya XXXVII. Adapun seri lainnya antara lain latihan udara dan pendaratan Marinir, termasuk Peperangan Ranjau yang sudah dilaksanakan Koarmada II beberapa waktu lalu dan Peperangan Laut Modern seperti Cyber Warfare dan Information Warfare.
Dalam AAROFEX atau Anti Air Rapid Open Fire Exercise, KRI dr. Soeharso-990 yang berada di jajaran Satuan Kapal Bantu (Satban) Koarmada II menembakkan roket sasaran udara (flare), yang disusul dengan rentetan tembakan meriam Penangkis Serangan Udara (PSU) dari KRI Teluk Banten-516, dan KRI Makassar-590.
Peluncuran dari roket KRI dr.Soeharso-990 merupakan simulasi latihan menembak sasaran udara pada malam hari atau disebut dengan istilah (Aarofex). Roket tersebut merupakan jenis peluru untuk sasaran udara, pengelabuhan sasaran peluru kendali lawan sekaligus dapat memancarkan cahaya sangat terang (rocket flare).
Dalam latihan itu roket yang diluncurkan disimulasikan sebagai pesawat terbang musuh. Latihan menembak malam merupakan salah satu rangkaian Latihan Parsial dari unsur Komando Tugas Gabungan Amfibi (Kogasgabfib), dimana mereka di skenariokan mendapat serangan udara dari pesawat intai musuh.
Ancaman itu direspon oleh kapal-kapal perang yang tergabung dalam Kogasgabfib dengan memberikan perlawanan anti serangan udara. Hal ini bertujuan untuk melindungi kapal pengangkut pasukan pendarat amfibi Marinir TNI AL yang diincar pesawat udara musuh. Kemampuan pertahanan udara sangat dibutuhkan dalam gelar operasi amfibi, karena ancaman serangan udara musuh berpotensi menimbulkan kerusakan signifikan bagi kapal perang bahkan dapat membuat misi menjadi gagal (ma).