Sines muda asal Blitar Livi Zeng (kanan) saat bertemu Menpar Arief Yahya Jakarta ( IndonesiaMandiri ) - Film garapan sineas Indonesia ...
Sines muda asal Blitar Livi Zeng (kanan) saat bertemu Menpar Arief Yahya |
Jakarta (IndonesiaMandiri) - Film garapan sineas Indonesia Livi Zheng yang mengambil latar di Pulau Dewata berjudul Bali: Beats of Paradise dan sukses di Amerika Serikat/AS sebelumnya, segera tayang di jaringan bioskop di Tanah Air mulai 22 Agustus 2019. “Film Bali: Beats of Paradise ini sukses besar mengangkat budaya Indonesia di AS secara menyeluruh. Apa yang dilakukan Livi dengan idealismenya sangat menginspirasi. Film memang media yang ideal untuk mempromosikan budaya dan alam Indonesia,” puji Menteri Pariwisata/Menpar Arief Yahya.
Arief Yahya juga sangat mendukung mempromosikan film ini, agar Indonesia semakin dikenal di seluruh dunia, melalui keindahan alamnya, keunikan budayanya, dan keramahan masyarakatnya. “Film ini sangat bagus dan layak digunakan sebagai bagian dari promosi Wonderful Indonesia,” harapnya.
Film karya sutradara asal Blitar, Jawa Timur, yang bermukim di Los Angeles, Amerika Serikat (AS) ini mendapat sambutan hangat penonton di AS pada akhir tahun lalu, menyusul di Korea Selatan. “Setelah sukses diterima di bioskop-bioskop Amerika dan Korea Selatan, kali ini akan tayang di Indonesia pada 22 Agustus mendatang, semoga film ini bisa menginspirasi masyarakat dan tentunya mempromosikan pariwisata Indonesia ke dunia,” ucap Livi Zheng saat berjumpa dengan Menpar di Jakarta,(17/7).
Film yang berdasarkan pada kisah nyata ini menampilkan keindahan pariwisata Bali dan mengangkat kisah inspiratif pemain dan komposer gamelan Nyoman Wenten, yang mengejar mimpi sebagai seniman Bali di Amerika Serikat lewat musik gamelan Bali. Menurut Livi, tema gamelan dalam film Bali: Beats of Paradise cukup menarik. Pasalnya, musik gamelan yang mulai dikenal sebagai seni tradisional Indonesia, sekarang ini sudah mendunia dengan dijadikan sebagai ilustrasi musik dalam film Avatar, TV seri Star Trek, game Nintendo, hingga NASA pada 1977 dalam program komunikasinya (rm).
Foto: Dok. Kemenpar