Pantai dan perbukitan jadi salah satu pesona eksotis Sabu Raijua Sabu Raijua/NTT (IndonesiaMandiri) - Nama daerah ini memang masih ban...
Pantai dan perbukitan jadi salah satu pesona eksotis Sabu Raijua |
Sabu Raijua/NTT (IndonesiaMandiri) - Nama daerah ini memang masih banyak masyarakat belum mengetahui. Namun untuk para wisatawan mancanegara/wisman atau nusantara (wisnus), yang gemar jelajah destinasi unik, nama Sabu Raijua yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur/NTT, cukup dikenal dan dicari. Karena destinasi wisatanya sangat unik. Disamping pantainya yang indah, daerah perbukitannya juga sangat indah
Menurut Bupati Sabu Raijua, Drs. Nikodemus N. Rihi Heke, M.Si, salah satu tantangan terbesar untuk pengembangan wisata di daerahnya adalah soal akses. Karena wilayah Sabu termasuk pulau terdepan atau terluar di NTT yang langsung berbatasan dengan negara asing, seperti Australia. Berikut sekilas wawancara IndonesiaMandiri dengan Bupati Sabu Raijua:
IndonesiaMandiri (IM): Apa rencana yang ingin dikembangkan di Sabu?
Nikodemus Rihi Heke (NRH): Cetak Biru yang ingin dikembangkan adalah sesuai dengan langkah kebijakan yang ada dalam Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah ( RIPDA).
IM. Selain sektor pariwisata, apa lagi yang diunggulkan?
NRH. Yang sedang dikembangkan diantaranya adalah tambak garam, rumput laut, kacang hijau, bawang merah, kacang tanah, ternak kambing, kuda, pertanian laut, tenun ikat, gerabah, pandai besi.
IM. Untuk menyambut wisatawan yang ingin datang, fasilitas apa saja yang sudah tersedia disini?
NRH. Di sini sudah ada hotel berskala standar 2 buah, penginapan 11 buah. Untuk total jumlah kamar tersedia 131 buah, jumlah tempat tidur 235 buah. Kendaraan umum tersedia sepeda motor 13.544 buah, mobil penumpang/taxi 58 buah, mini bus 16 buah, bus midi 15 buah.
IM. Berapa jumlah wisman dan wisnus yang datang kesini di tahun sebelumnya?
NRH. Perkembangan kunjungan wisatawan baik wisatawan asing maupun wisatawan nusantara untuk 3 tahun terakkir, pada 2016 wisnus yang berkunjung 1609 orang, wisman 278 orang, lalu di 2017 wisnus 1.802 orang dan wisman 309 orang. Ini meningkat lagi pada 2018 wisnus 109.443 orang, wisman 569 orang. Dan sekarang 2019, sementara tercatat wisnus 8830 orang dan wisman 85 orang.
IM. Apa tantangan terbesar membangun pariwisata?
NRH. Tantangan terbesar adalah soal akses transportasi laut, juga udara menuju Sabu Raijua. Karena untuk transportasi luat, kami merupakan kabupaten terluar, berada di lautan luas dengan gelombang nya yang besar menjadi hambatan dalam musim tertentu. Untuk jalur udara, fasilitas bandara runway masih terbatas hanya bias dilayani pesawat kecil dari Susi Air. Untuk pembangunan bandara baru dalam proses analisa. Untuk tantangan di bidang budaya, adanya moderisasi spriritual jingtiu yang mengalami degradasi, pemilikan lahan wisata alam dikuasai secara suku/kerogo (ma).
Foto: istimewa