Konsumen/masyarakat juga harus cerdas gunakan aplikasi online saat transaksi tiket Jakarta ( IndonesiaMandiri ) - Maraknya pembicaraa...
Konsumen/masyarakat juga harus cerdas gunakan aplikasi online saat transaksi tiket |
Jakarta (IndonesiaMandiri) - Maraknya pembicaraan mahalnya harga tiket pesawat untuk rute-rute tertentu jelang liburan Lebaran, seperti Tiket Bandung-Medan atau Jakarta-Makassar misalnya, di platform layanan aplikasi penjualan online tertentu dijual lima-enam kali lipat dari tarif normal. Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B. Pramesti menegaskan, pihaknya telah meminta maskapai mengingatkan dan menegur mitra penjual/agen untuk tak menampilkan harga yang tidak masuk akal karena penerbangan harus melalui beberapa kali transit.
Karena platform aplikasi penjualan tiket online menawarkan pilihan sesuai dengan rute dan tanggal yang sudah dipilih konsumen atau calon penumpang. Setelah calon penumpang memilih rute dan tanggal, mesin aplikasi mencarikan semua jadwal penerbangan yang tersedia untuk rute tersebut pada tanggal dipilih. Aplikasi kemudian akan memfilter jadwal yang masih tersedia, menampilkannya di layar aplikasi pelanggan. Di layar, pelanggan bisa mengurutkan berdasarkan harga yang ditawarkan, termasuk memfilter jenis-jenis maskapai tertentu.
Karena berbasis mesin algoritma, maka aplikasi menyediakan semua pilihan tersedia, termasuk apabila rute penerbangannya harus transit melalui bandara tertentu. Pada musim ramai seperti liburan Lebaran, penerbangan langsung untuk tanggal-tanggal favorit biasanya sudah habis. Calon penumpang yang membeli di waktu yang mepet dengan tanggal keberangkatan, akan ditawarkan pilihan penerbangan yang masih tersisa, termasuk apabila harus transit. Disinilah harga jadi melambung karena mesti singgah ke tempat tertentu sebelum ke tujuan akhir. Pencarian rute yang dipilih calon konsumen tentu saja menggunakan mesin. Mesin akan memasukkan harga tiket sesuai dengan rute penerbangan yang masih tersedia, sehingga apabila diakumulasi harganya menjadi berlipat-lipat dibandingk dengan penerbangan langsung.
Dalam peraturan di industri penerbangan, penumpang akan dibebani biaya tambahan seperti pajak iuran wajib asuransi, dan Passanger service charge ( PSC) untuk penerbangan ke setiap titik. Apabila rute yang dipilih konsumen harus transit di 2 bandara, maka ia akan dikenai tambahan biaya sebanyak 3 kali, yakni biaya di bandara keberangkatan dan dua bandara transit.
Hal tersebut bisa terjadi karena berdasarkan mesin dalam aplikasi online, penerbangan untuk jadwal yang dipilih calon penumpang pada tanggal tersebut, tinggal itulah pilihan tersedia, sedangkan pilihan penerbangan langsung sudah diambil oleh penumpang lain jauh hari sebelumnya. Dengan cara bekerja mesin layanan seperti itu, maka aplikasi akan memunculkan semua kemungkinan yang masih tersedia untuk jadwal penerbangan yang diinginkan konsumen, sehingga mengakibatkan harganya menjadi tidak masuk akal (ma).
Foto: abri