Jerman bisa jadi alternatif mengadu nasib bagi WNI Jakarta (IndonesiaMandiri) - Dalam sebuah bincang santai tapi tetap serius oleh pa...
Jerman bisa jadi alternatif mengadu nasib bagi WNI |
Jakarta (IndonesiaMandiri) - Dalam sebuah bincang santai tapi tetap serius oleh para Alumni Jerman di saat Ramadhan baru-baru ini di Goethe Institut, Jakarta, salah satu pembicaranya, Suchjar Effendi, mengungkapkan, penduduk asli Jerman mengalami penurunan hingga 21 persen. Sehingga, sektor tenaga kerja antara usia 20-64 tahun pun mengalami penurunan hingga 36 persen. Apa ini artinya?
Jadi ada peluang besar bagi para pendatang dari mancanegara - termasuk warga Indonesia - untuk mengadu nasib di negeri industri maju Jerman ini. Karena menurut Suchjar, setiap tahunnya, diperlukan migrasi sebesar 260 ribu sampai 400 ribu tenang kerja di berbagai bidang. Nah, apa saja kira-kira peluang yang bisa diisi oleh warga Indonesia?
Suchjar menyebut, salah satunya adalah tenaga perawat. Karena booming masyarakat Jerman yang memasuki usia senja kian tinggi dan membutuhkan tenaga perawat, disamping untuk kebutuhan di rumah sakit. Bila berminat, bisa menghubungi informasi ke Kedubes Jerman di Jakarta atau lembaga tenaga kerja yang kredibel. Kita tinggal mengisi formulir, riwayat hidup, ijazah sekolah terakhir, serta wajib bisa berbahasa Jerman (minimal B2). Tentunya, syarat lain juga harus dilengkapi seperti apa telah menikah atau belum, akte kelahiran/nikah, pengalaman kerja, dan bukti kelulusan sekolah.
Suchjar membuka diri bila masyarakat berkeinginan untuk mengadu nasib di Jerman, dapat menghubungi ke nomor 08161954226; e-mail suchjar@indo.net.id atau bisa datangi ke alamat Jl Bangka Raya No.3A Mampang, Jakarta Selatan. Sekedar info juga, berbagai perguruan tinggi berkualitas hebat di Jerman juga memberi kesempatan luas bagi pendatang. Biaya kuliahnya gratis. Hanya saja, wajib harus bisa berbahasa Jerman (ma).
Foto: abri