Masyarakat harus menyadari peluang kelola desa wisata Pandeglang/Banten (Indonesiamandiri) - Masyarakat Pandeglang, Banten, dibekali ...
Masyarakat harus menyadari peluang kelola desa wisata |
Pandeglang/Banten (Indonesiamandiri) - Masyarakat Pandeglang, Banten, dibekali oleh Kementerian Pariwisata/Kemenpar cara mengelola desa wisata termasuk langkah pengembangan destinasi, penyusunan story telling, dan pembentukan kelompok sadar wisata (pokdarwis). Menurut Asisten Deputi Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antar Lembaga Kemenpar Wisnu Bawa Tarunajaya saat kegiatan Pengembangan Desa Wisata di Rumah Makan Cibaru Kecamatan Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang, Banten, mengatakan pihaknya mengadakan pendampingan dan fasilitasi pelatihan masyarakat desa wisata agar lebih siap menerima wisatawan yang datang.
“Langkah ini juga dilakukan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat agar mampu meningkatkan dan mengembangkan desa wisatanya sebagai implementasi dari sinergi program pengembangan desa wisata,” ujar Wisnu. Pengembangan desa wisata, menjadi stimulus positif pertumbuhan perekonomian pedesaan. Dengan itu diharapkan akan ada peningkatan percepatan kesejahteraan masyarakat desa. Dan pariwisata merupakan cara tercepat untuk meraup devisa sehingga pariwisata perlu dikembangkan dalam membangun perekonomian desa.
“Artinya ‘multiplier effect’ pariwisata terjadi. Di seluruh negara di dunia, devisa sektor riil akan tumbuh ketika sektor pariwisata tumbuh. Itu sudah terbukti. Di desa pun jelas ini dapat diterapkan,” paparnya. Kegiatan yang diikuti 50 orang ini juga menghadirkan praktisi yang berkompeten di bidangnya seperti soal Desa Wisata dan Pengelolaan Akomodasi Ari Ekoprianto, Tuti Rostiati Maulani, dan Nenden Suciyati Sartika.
Sebagai wujud keseriusan, Kemenpar dan Kemendes pun membuat MoU pada 2017 untuk mendukung pembangunan Desa Wisata. Hal tersebut ditindaklanjuti dengan penyusunan Perjanjian Kerja Sama (PKS) bersama Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD). Saat ini pariwisata merupakan sektor paling digalakkan pengembangannya oleh pemerintah karena dapat mendukung sektor lain yang ada di objek wisata tersebut (pn/fm).
“Langkah ini juga dilakukan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat agar mampu meningkatkan dan mengembangkan desa wisatanya sebagai implementasi dari sinergi program pengembangan desa wisata,” ujar Wisnu. Pengembangan desa wisata, menjadi stimulus positif pertumbuhan perekonomian pedesaan. Dengan itu diharapkan akan ada peningkatan percepatan kesejahteraan masyarakat desa. Dan pariwisata merupakan cara tercepat untuk meraup devisa sehingga pariwisata perlu dikembangkan dalam membangun perekonomian desa.
“Artinya ‘multiplier effect’ pariwisata terjadi. Di seluruh negara di dunia, devisa sektor riil akan tumbuh ketika sektor pariwisata tumbuh. Itu sudah terbukti. Di desa pun jelas ini dapat diterapkan,” paparnya. Kegiatan yang diikuti 50 orang ini juga menghadirkan praktisi yang berkompeten di bidangnya seperti soal Desa Wisata dan Pengelolaan Akomodasi Ari Ekoprianto, Tuti Rostiati Maulani, dan Nenden Suciyati Sartika.
Sebagai wujud keseriusan, Kemenpar dan Kemendes pun membuat MoU pada 2017 untuk mendukung pembangunan Desa Wisata. Hal tersebut ditindaklanjuti dengan penyusunan Perjanjian Kerja Sama (PKS) bersama Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (PPMD). Saat ini pariwisata merupakan sektor paling digalakkan pengembangannya oleh pemerintah karena dapat mendukung sektor lain yang ada di objek wisata tersebut (pn/fm).