Pariwisata berkelanjutan berdayakan masyatakat dan pelihara lingkungan Jakarta (IndonesiaMandiri) - Seringkali kita mendengar, kita ha...
Pariwisata berkelanjutan berdayakan masyatakat dan pelihara lingkungan |
Jakarta (IndonesiaMandiri) - Seringkali kita mendengar, kita harus bersiap antisipasi revolusi industri digital 4.0. Tetapi sebenarnya, yang harus disikapi adalah sambut era revolusi berkelanjutan 4.0. Mengapa? Karena cakupannya lebih luas, dimana revolusi berkelanjutan mengajak masyarakat dunia lebih peduli dengan lingkungan agar bisa hidup lebih sejahtera dan lebih bersahabat dengan alam. Ini disampaikan Dr. Ir. Mahawan Karuniasa MM, Dosen Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia kepada IndonesiaMandiri beberapa waktu lalu.
Mahawan menjelaskan, Indonesia kini sedang kembangkan pariwisata berkelanjutan, bagian dari revolusi berkelanjutan yang juga sebagai prioritas dunia dan agenda global dari United Nations World Tourism Organization/UNWTO. Lalu ada Global Sustainable Tourism Council/GSTC yang memberikan kriteria penerapan konsep pariwisata berkelanjutan. Di sini penekanannya ada empat hal: Ekonomi, Lingkungan, Sosial-Budaya dan Manajemen, dimana sejalan dengan kebijakan Menteri Pariwisata No 14/2016 tentang Destinasi Pariwisata Berkelanjutan. “Salah satu penerepan Permen itu ada yang namanya Indonesia Sustainable Tourism Award/ISTA. Jadi sifatnya masih award, siapa yang mau mendaftar untuk peroleh award,” jelas Mahawan.
Pariwisata berkelanjutan jadi tolok ukur kemajuan wisata daerah |
“Karena kompleknya untuk mengukur sebuah destinasi sudah tergolong berkelanjutan (sustainable) atau belum, sehingga yang dinilai baru progresnya, capainnya menuju empat kriteria berkelanjutan,” papar Mahawan. Oleh karenanya, lalu Kemenpar membentuk Monitoring Centre Sustainable Tourism (MCST) menggandeng berbagai perguruan tinggi di daerah guna mengamati program destinasi pariwisata berkelanjutan secara ilmiah. Kini sudah ada 12 MCST di sejumlah kampus guna memonitor 10 Destinasi Pariwisata Prioritas dan destinasi lainnya. “Di seluruh dunia ada 25 MCST yang telah diakui UNWTO, dan 5 diantaranya di Indonesia. Diharapkan, 7 lainnya segera diakui secara international,” papar Mahawan.
Dalam konteks itu, maka Mahawan berharap yang harus diperjuangkan saat ini Pariwisata Berkelanjutan 4.0. Bukan Pariwisata 4.0, yang hanya memikirkan kedatangan wisatawan saja di era digital. Dengan pariwisata berkelanjutan, aspek kesejahteraan masyarakat dan memelihara lingkungan lebih mengemuka. “Masyarakat harus meningkat kesejahteraanya dengan konsep ini,” ungkap Mahawan yang juga Ketua Umum APIK (Ahli Perubahan Iklim&Kehutanan Indonesia). Karena kalau tidak meningkat, justru menjadi pertanyaan besar. Misalnya, di salah satu wilayah wisata, ada lahan masyarakat direbut paksa oleh perusahaan tertentu.
Kini, sedang digalakkan agar 12 MCST tersebut bisa mencakup kegiatan lebih luas di sejumlah destinasi wisata. Diharapkan kedepan, semua destinasi wisata bisa terpantau dengan kehadiran MCST yang akan mengawal program Pariwisata Berlanjutan 4.0 (ma).
Foto: abri