Promosi wisata indonesia banyak dibantu teknologi digital Semarang (IndonesiaMandiri) - Untuk mengubah dunia secara radikal ada dua ca...
Promosi wisata indonesia banyak dibantu teknologi digital |
Semarang (IndonesiaMandiri) - Untuk mengubah dunia secara radikal ada dua cara yaitu regulasi atau teknologi. Kita memilih teknologi digital untuk pariwisata agar kita menguncang dunia," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya saat berkunjung ke Grang Maerokoco, Semarang (4/1).
Menpar Arief didampingi Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Rizki Handayani Mustafa dan rombongan Generasi Pariwisata/GenPI Nasional menjabarkan tiga produk untuk kaum millennial yaitu Wonderful Startup Academy, Nomadic Tourism, dan Destinasi Digital. Kini lima perusahaan terbesar di dunia adalah digital company. Karena itu, industri pariwisatapun harus digital.
"Sudah saatnya setiap destinasi wisata menggunakan digital sebagai materi promosinya. Look-Book-Pay harus diperhatikan oleh para pelaku destinasi. Wonderful Startup Academy ini untuk menciptakan ekosistem agar Indonesia menjadi destinasi wisata utama mancanegara. Program ini memberikan edukasi, knowledge sharing, mentoring hingga validasi terhadap market maupun bisnis. Juga menjadi akses kepada pemangku kebijakan, sesama pelaku bisnis pariwisata maupun konsumen langsung," jelas Menpar Arief Yahya.
“Mengapa pariwisata makin maju dan terus maju? Jawabnya CEO Commitment. Karena komitmen Presiden Jokowi. Rumusnya, jika pariwisata di daerah ingin maju, pastikan CEO Commitment. Termasuk keseriusan gubernur dan bupati atau walikota. Ketika mereka serius, semua urusan pariwisata jadi mudah, cepat dan lancar. Begitu pun sebaliknya,” ungkap Arief Yahya.
Selain itu, regulasi terkait pariwisata juga semakin mudah, murah, cepat dan mendorong investasi. Presiden Jokowi juga sudah hadir di hampir semua destinasi yang diprioritaskan untuk terus mempromosikan destinasi pariwisata secara khusus. Tumbuhnya minat masyarakat melakukan perjalanan wisata, juga didominasi generasi milenial. Hasil survei dari Alvara Research Center menyebut, 1 dari 3 generasi melenial Indonesia melakukan wisata minimal sekali dalam setahun (fm/pn).
Foto: abri