KNKT&Pushidrosal lanjutkan pencarian CVR milik Lion Air Jakarta (IndonesiaMandiri) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi/KNKT...
KNKT&Pushidrosal lanjutkan pencarian CVR milik Lion Air |
Jakarta (IndonesiaMandiri) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi/KNKT menggandeng Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut/Pushidrosal untuk kembali mencari Cockpit Voice Recorder (CVR) Lion Air PK-LQP berkode JT-610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang 29 Oktober 2018.
Pushidrosal mengerahkan KRI Spica-934 kapal survei Hidro - Oseanografi, diberangkatkan dari Tanjung Priok yang disaksikan Kapushidrosal Laksda TNI Harjo Susmoro dan Ketua KNKT Soerjanto serta para pejabat utama kedua lembaga untuk masa tugas 15 hari (8/1).
Menurut Kapushidrosal, KRI Spica-934 memiliki peralatan bawah air dengan teknologi canggih untuk mencari CVR yang sampai saat ini belum diketemukan dengan membawa alat lengkap seperti Multibeam Echosounder (MBES), Sub Bottom Profiling (SBP), Magnetometer, Side Scan Sonar, ADCP serta peralatan HIPAP yang mampu mendeteksi sinyal dari black box dari JT 610.
“Selain peralatan tersebut KRI Spica-934 juga membawa ABK sebanyak 55 orang, personel KNKT 9 orang, penyelam TNI AL 18 orang, serta Scientist 6 orang,” jelas Kapushidrosal. Hal tersebut juga diamini Ketua KNKT Soerjanto, bahwa lembaganya meminta bantuan Pushidrosal yang mempunyai peralatan mutakhir untuk mencari keberadaan CVR.
Diharapkan KRI Spica yang dikomandani Lekol Laut (P) Hengky Iriawan bisa menemukan titik terang sinyal yang dipancarkan CVR selama 90 hari, dan saat ini waktu tersisa lebih kurang 15 hari lagi, sejak pesawat Lion Air jatuh (ma).
Foto: abri