Port Klang/Malaysia (IndonesiaMandiri) - Sebagai bentuk komitmen dalam payung kerja sama Tim Perancang Operasi Maritim (TPOM) antara Pemer...
Port Klang/Malaysia (IndonesiaMandiri) - Sebagai bentuk komitmen dalam payung kerja sama Tim Perancang Operasi Maritim (TPOM) antara Pemerintah Republik Indonesia dengan Pemerintah Malaysia, Bakamla RI bersama stakeholder pemangku kepentingan dalam penegakan hukum di wilayah perairan Indonesia, dan Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) melaksanakan Patroli Terkoordinasi Operasi Tindakan Maritim Malaysia – Indonesia atau yang biasa disebut Patkor Optima Malindo 27A/18, di Port Klang, Malaysia (8/8).
Kegiatan yang resmi dibuka oleh Ketua Delegasi Malaysia dari APMM Laksamana Pertama Maritim Amir Azwa bin Alias dihadiri Direktur Operasi Laut Bakamla RI Laksma TNI Rahmat Eko Rahardjo, Kasubdit Reneval Opsudmar Bakamla RI Ltk Laut (P) Asep Budiman, serta melibatkan unsur operasi maritim dari kedua negara.
Indonesia mengerahkan tujuh kapal patroli dari instansi keamanan laut terkait. Lima dari tujuh kapal tersebut, telah tiba di Port Klang, Malaysia (6/8). Dari pihak Malaysia diketahui mengerahkan sebelas kapal patroli, dan tiga pesawat patroli udara maritim. Bakamla RI sendiri mengerahkan KN. Bintang Laut 4801 dikomandani Mayor Laut (P) Hendra Kurniawan.
TPOM yang diketuai oleh Direktur Operasi Laut Bakamla RI Laksma TNI Rahmat Eko Rahardjo mengikutsertakan pula beberapa stakeholder antara lain TNI AL, BAHARKAM POLRI, Ditjen PSDKP, KKP, dan KPLP, Ditjen Hubla, Kemenhub.
Perwakilan delegasi kedua negara beserta Komandan kapal dan seluruh perwira kapal yang terlibat operasi, juga menyempatkan diri untuk melakukan kunjungan kehormatan kepada Ketua Pengarah Kastam Negeri Selangor Dato’ Haji Sarip bin Ismail. Dalam sesi kunjungan kehormatan tersebut, kedua negara merasakan perlunya upaya peningkatan hubungan kerjasama, baik dalam bentuk patroli terkoordinasi maupun pertukaran informasi yang selama ini sudah terjalin antar instansi keamanan laut Indonesia dan Malaysia.
Operasi bersama dengan negara tetangga ini digelar dengan tujuan untuk mengantisipasi dan mengatasi gangguan keamanan laut di Selat Malaka. Sebagaimana kita ketahui, selat ini merupakan salah satu selat dengan lalu lintas terpadat di dunia, dan perairan yang sangat penting baik bagi pelayaran dan perdagangan internasional, maupun bagi perekonomian masyarakat pesisir. Jaminan keamanan dan keselamatan bagi seluruh pengguna laut sudah pasti menjadi hal yang esensial.
Melalui kerjasama ini, diharapkan gangguan keamanan dan keselamatan laut di wilayah perairan Selat Malaka dapat diminimalisir, baik gangguan berupa pelanggaran batas wilayah, pembajakan dan perompakan di laut, keselamatan pelayaran, penyelundupan, perusakan kabel dasar laut, pelanggaran terhadap peraturan perikanan (illegal fishing), pencemaran laut, perusakan terumbu karang dan biota laut, serta pendatang tanpa ijin (md/ar).
Foto: Bakamla
Kegiatan yang resmi dibuka oleh Ketua Delegasi Malaysia dari APMM Laksamana Pertama Maritim Amir Azwa bin Alias dihadiri Direktur Operasi Laut Bakamla RI Laksma TNI Rahmat Eko Rahardjo, Kasubdit Reneval Opsudmar Bakamla RI Ltk Laut (P) Asep Budiman, serta melibatkan unsur operasi maritim dari kedua negara.
Indonesia mengerahkan tujuh kapal patroli dari instansi keamanan laut terkait. Lima dari tujuh kapal tersebut, telah tiba di Port Klang, Malaysia (6/8). Dari pihak Malaysia diketahui mengerahkan sebelas kapal patroli, dan tiga pesawat patroli udara maritim. Bakamla RI sendiri mengerahkan KN. Bintang Laut 4801 dikomandani Mayor Laut (P) Hendra Kurniawan.
TPOM yang diketuai oleh Direktur Operasi Laut Bakamla RI Laksma TNI Rahmat Eko Rahardjo mengikutsertakan pula beberapa stakeholder antara lain TNI AL, BAHARKAM POLRI, Ditjen PSDKP, KKP, dan KPLP, Ditjen Hubla, Kemenhub.
Perwakilan delegasi kedua negara beserta Komandan kapal dan seluruh perwira kapal yang terlibat operasi, juga menyempatkan diri untuk melakukan kunjungan kehormatan kepada Ketua Pengarah Kastam Negeri Selangor Dato’ Haji Sarip bin Ismail. Dalam sesi kunjungan kehormatan tersebut, kedua negara merasakan perlunya upaya peningkatan hubungan kerjasama, baik dalam bentuk patroli terkoordinasi maupun pertukaran informasi yang selama ini sudah terjalin antar instansi keamanan laut Indonesia dan Malaysia.
Operasi bersama dengan negara tetangga ini digelar dengan tujuan untuk mengantisipasi dan mengatasi gangguan keamanan laut di Selat Malaka. Sebagaimana kita ketahui, selat ini merupakan salah satu selat dengan lalu lintas terpadat di dunia, dan perairan yang sangat penting baik bagi pelayaran dan perdagangan internasional, maupun bagi perekonomian masyarakat pesisir. Jaminan keamanan dan keselamatan bagi seluruh pengguna laut sudah pasti menjadi hal yang esensial.
Melalui kerjasama ini, diharapkan gangguan keamanan dan keselamatan laut di wilayah perairan Selat Malaka dapat diminimalisir, baik gangguan berupa pelanggaran batas wilayah, pembajakan dan perompakan di laut, keselamatan pelayaran, penyelundupan, perusakan kabel dasar laut, pelanggaran terhadap peraturan perikanan (illegal fishing), pencemaran laut, perusakan terumbu karang dan biota laut, serta pendatang tanpa ijin (md/ar).
Foto: Bakamla