Jakarta ( IndonesiaMandiri ) - Banyak yang memberitakan bahwa Korea Selatan/Korsel tengah mengkaji pembangunan kapal selam bertenaga nuklir ...
Jakarta (IndonesiaMandiri) - Banyak yang memberitakan bahwa Korea Selatan/Korsel tengah mengkaji pembangunan kapal selam bertenaga nuklir dengan bobot 5.000 ton guna memperkuat jajaran Angkatan Lautnya. Untuk itu telah dilakukan serangkaian kegiatan penelitian dan pengembangan yang intensif.
Menurut berita yang telah dipublikasikan dan dikutip oleh Defense News, salah satu obyek yang menjadi perhatian pihak peneliti dan pengembangan adalah kapal selam nuklir dari Prancis kelas Barracuda yang berbobot 5.300 ton. Hingga saat ini proyek tersebut tidak didiskusikan secara terbuka.
Dari keterangan salah satu sumber menyebutkan, mengapa pihak Korsel tertarik dengan kapal selam kelas Barracuda buatan DCNS ini ialah karena pembangkit reaktor nuklirnya menggunakan pengayaan uranium yang rendah dibandingkan dengan kapal selam nuklir lainnya saat ini.
Korsel ditengarai telah mengembangkan teknologi kapal selam nuklir sejak 2003. Proyek dengan nama kode “362 initiative,” kemudian dibatalkan pada 2004 setelah program tersebut dipublikasikan dan menjadi perhatian Badan Pengawas Tenaga Atom Internasional. Saat itu pihak Korsel telah mencapai tingkat dasar rancang bangun, termasuk pembuatan miniatur reaktor nuklir. Demikian yang dikemukakan pensiunan Angkatan laut yang turut dalam “326 initiative” Moo Keun-sik.
Menurut Moon. Korsel masih memerlukan dukungan asistensi teknis pihak asing, terutama untuk integrasi persenjataan dan pemasangan peralatan lainnya, sementara untuk rancang bangun dan pembuatan kapal selam bertenaga nuklir bukan masalah yang mendasar. Namun beberapa ahli berpandangan skeptis tentang besarnya biaya dan juga jangka waktu pembuatan kapal selam bertenaga nuklir di dalam negeri.
Seperti diketahui, pihak Korea Selatan telah berhasil membuat kapal selam di dalam negeri, diantaranya sembilan unit kapal selam diesel-electric KSS-I berbobot 1.200-ton dan 9 KSS-II berbobot 1.800-ton, dengan bantuan teknis dari galangan kapal asal Jerman, Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW). Terakhir dibuat adalah KSS-III dengan bobot 3.000-ton yang dikenal sebagai kapal serang serbu (mah/ab).
Foto: istimewa