Jakarta ( IndonesiaMandiri ) - Guna melindungi negara pulaunya, Singapura telah melaksanakan program multi-tahun untuk sistem pertahanan/sis...
Jakarta (IndonesiaMandiri) - Guna melindungi negara pulaunya, Singapura telah melaksanakan program multi-tahun untuk sistem pertahanan/sista udara nasional. Program sistem pertahanan udara ini meliputi pengadaan sistem senjata misil darat-ke-udara Aster 30 dari MBDA (perusahaan konsorsium pembuat misil dari Perancis, Inggris, Itali dan Jerman).
Sista misil Aster 30 ini menggunakan platform truck MAN seri-TG 8x8 yang telah di militerisasi. Siste Aster 30 SAMP/T (Sol-Air Moyenne Portée/Terrestre) atau Surface-to-Air Medium Range/Land ini dipesan oleh Singapura pada 2013 lalu untuk menggantikan sista rudal MIM-23 HAWK (Homing All The Way Killer) buatan Raytheon USA yang ditempatkan pada Skadron Udara 163.
Menurut Badan Peneliti Perdamaian di Swedia (Sipri), Singapura memiliki dua set satuan tembak dengan 200 buah misil Aster 30 yang dibeli dengan harga kontrak senilai value €651 juta, dimana separuh jumlah barang kontrak dirakit dengan koloborasi industri local Singapura.
Aster 30 memiliki jarak tembak efektif samai 100 km, diluncurkan secara vertikal, merupakan misil sistem roket dua-tahap, setelah misil di luncurkan dari tabung dan melintas menuju sasaran. Beberapa detik kemudian pendorongnya akan memisahkan diri dengan proyektil misil dengan pendorong tersendiri menuju sasaran didukung pemandu data target yang di sampaikan melalui transmitter yang terhubung dengan modul melalui radar multi-fungsi, sebelum dialihkan ke sistem penjejak aktif elektromagnetik pada tahap lanjut untuk perkenaan ke sasaran (ah/ab) | Foto: Istimewa