Jakarta ( IndonesiaMandiri ) - Tank tempur utama Korea Selatan K2 diberitakan akan menggunakan sistem transmisi RENK dari Jerman sebagai b...
Jakarta (IndonesiaMandiri) - Tank tempur utama Korea Selatan K2 diberitakan akan menggunakan sistem transmisi RENK dari Jerman sebagai bagian dari unit mesin buatan lokal. Hal tersebut di kemukakan oleh pihak Defense Acquisition Program Administration (DAPA) pada 7 Februari 2018. Sistem transmisi tersebut akan diterapkan pada 106 unit K2 produksi gelombang kedua.
Produksi gelombang kedua awalnya dijadwalkan dimulai pada 2014, namun tertunda karena kesalahan berulang dalam evaluasi kemampuan transmisi buatan lokal. Produksi dijadwalkan antara tahun 2019 dan 2020.
Mesin K2 Black Panther berkekuatan 1.500 hp dibuat oleh pihak Hanwha Defense Systems (dahulu Doosan DST), bersama dengan Badan Litbang Pertahanan dan Hyundai-Rotem.
Produksi gelombang pertama sebanyak 100 unit K2 menggunakan mesin disel dari Jerman MTU 883 dan sistem transmisi RENK.
Pada Desember 2014, Hyundai Rotem menanda-tangani kontrak senilai US $820 juta untuk memasok sejumlah tambahan Tank K2 untuk Angkatan Darat Korea Selatan. Namun rencana tersebut terhambat dengan adanya kegagalan di tahap pengujian transmisi otomatis dari S&T Dynamic. Dibawah persyaratan produksi industri pertahanan, sistem transmisi untuk kendaraan tempur berat diharuskan dapat dioperasikan selama 320 jam nonstop tanpa kerusakan.
Menurut rencana, Pemerintah Korea Selatan akan memesan produksi gelombang ketiga sebanyak 110 unit K2 untuk beberapq tahun mendatang.
K2 Black Panther dipersenjatai dengan meriam laras licin L55 kaliber 120mm yang dikembangkan oleh pihak industri Hyundai Wia. Dan didukung sistem kendali penembakan dengan kemampuan penjejakan target yang spesifik hingga jarak 9,8 km menggunakan kamera thermographic. Tank ini bisa menjelajah dengan kecepatan 70 km/jam dipermukaan jalan raya, atau 52 km/jam untuk off-road. Dapat menanjak dengan kemiringan 60 derajat dan halangan vertical setinggi 1,8 meter.
Pengembangan K2 ini juga tidak lepas dari keterlibatan pihak Otokar dari Turki, dimana pada 2008 lalu pihak Hyundai Rotem menandatangani kontrak bernilai US$540 juta untuk transfer teknologi dan asistensi pengembangan K2. Turki memiliki produksi tank tempur utama yang diberi nama Altay (ah/ab).
Foto: Istimewa