Jakarta ( IndonesiaMandiri ) - Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Brigjen Alfret Denny Tuejeh membenarkan adanya peluru pantulan (recoil...
Jakarta (IndonesiaMandiri) - Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Brigjen Alfret Denny Tuejeh membenarkan adanya peluru pantulan (recoil set) dari penembakan pada latihan rutin yang digelar Batalyon Kavaleri 2 Kodam IV/Diponegoro di Ambal, Kebumen, Jawa Tengah, yang mendarat di lahan persawahan garapan warga sekitar (14/9).
Saat itu Batalyon Kaveleri/Yonkav 2 Kodam IV/Diponegoro melaksanakan latihan menembak senjata berat rutin di daerah latihan TNI AD Ambal Kebumen. Dalam latihan tersebut mengerahkan dua unit kendaraan tempur (Ranpur) Tank AMX Cannon dan satu unit Ranpur AMX besenjata SMB 12.7 mm.
Dari 200 butir yang ditembakkan terdapat tiga butir yang recoil set fuse munisi meledak di sasaran tetapi proyektil tidak meledak dan jatuh sekitar 750 meter dari sasaran, di mana dua butir di pinggir pantai dan satu butir di persawahan.
Ketiga peluru itu kemudian sudah diledakkan di lokasi setelah selesai latihan. Lokasi jatuhnya semua peluru itu masih di daerah latihan TNI AD, termasuk satu peluru di lahan yang dikelola masyarakat untuk persawahan.
Menurut Kadispenad, untuk pertimbangan keselamatan, maka prosedurnya adalah ketika digunakan latihan, masyarakat tidak boleh berada di lokasi sampai latihan selesai. Untuk itu ada peringatan dan pemberitahuan sebelum latihan kepada warga sekitar. Tujuannya menghindari kejadian seperti ini. Awalnya tidak ada masyarakat, tetapi pada saat kejadian masyarakat ada disana. Ini yg tidak boleh terjadi. Masyarakat seharusnya mematuhi peringatan untuk tidak berada dilokasi selama penembakan.
"Memang ada petugas pengamanan di lokasi, tetapi karena arealnya luas, kadang-kadang lepas dari pengawasan dan masuk ke area itu. Yonkav 2 sudah melaksanakan latihan sesuai dengan prosedur. Saya berharap walaupun kejadian kemarin tidak ada korban, tetapi saya menghimbau masyarakat supaya mematuhi peringatan dan kamipun satuan TNI AD akan lebih mengawasi secara ketat supaya selama penembakan tidak ada masyarakat masuk ke daerah latihan. Ini untuk kepentingan kita bersama. Daerah itu memang merupakan daerah latihan TNI AD. Masyarakat yang diijinkan mengelola lahan harus mematuhi ketentuan", ujar Kadispenad (lw).
Foto: dispenad