Ternate ( IndonesiaMandiri ) - Kawasan Maluku Utara begitu strategis, luas dan tersebar diantara pulau dan lautan. Itulah sebabnya keberadaa...
Ternate (IndonesiaMandiri) - Kawasan Maluku Utara begitu strategis, luas dan tersebar diantara pulau dan lautan. Itulah sebabnya keberadaan sebuah satuan tugas pengamanan TNI menjadi sangat penting. Salah satu tugas Satgas adalah terus menjalankan fungsi pembinaan dan penggalangan teritorial termasuk diantaranya untuk menarik keberadaan senjata api yang masih dimiliki oleh masyarakat pasca konflik 1999.
Adalah Satgas Yonif 726/Tamalatea yang bertugas menggantikan Yon Armed 12/Kostrad sejak 23 November silam. Selama lima bulan melaksanakan tugas, Yonif 726/Tamalatea dengan Markas Komando Taktis di wilayah Toboko Kota Ternate, beserta pos-pos yang tersebar di Maluku Utara telah berhasil melakukan penggalangan senjata api baik organik maupun rakitan yang dimiliki oleh masyarakat.
Pada 4 april lalu Satgas di bawah pimpinan Kapten Inf Irfan Nasir berhasil mendapatkan satu pucuk Senjata Mesin Berat (SMB) jenis Browning Machine Sun Cal. 50 mm dengan kode registrasi U.S 315639 produksi Amerika Serikat yang diperoleh dari masyarakat Desa Popilo Kec. Tobelo Halmahera Utara. Juga diperoleh tujuh pucuk senjata api organik berbagai jenis antara lain senapan laras panjang Garrand, Arizakan dan Springfield M 1903 serta 132 senjata api berbagai jenis, 10 Pucuk bahan peledak jenis Boby Trap dan rakitan, 609 Butir munisi berbagai kaliber, satu buah magazen senapan M16 serta dua pucuk laras rakitan
Wakil Komandan Satgas Yonif 726/Tml Kapten Inf Ary Eko P saat ditemui awak media di Pos Kotis menyampaikan bahwa berbagai senjata hasil penggalangan dari masyarakat merupakan hasil kerja keras seluruh personil satgas di lapangan. Satgas melakukan pendekatan kekeluargaan yang baik dengan masyarakat di sekitar wilayah pos masing-masing sehingga pada akhirnya dengan pemberian pemahaman tentang bahaya maupun ancaman hukuman apabila menguasai senjata api illegal juga pemberian jaminan rasa aman sehingga masyarakat secara sukarela menyerahkan senjata api organik maupun rakitan.
Sementara itu Danrem 152/Babullah Kolonel Inf Sachono,S.H., M.Si selaku Komandan Komando Pelaksana Operasi (Dankolakops) Satgas Pamrahwan secara terpisah menyampaikan bahwa pelaksanaan tugas Satgas Yonif 726/Tamalatea selama lima bulan berjalan menunjukan kinerja yang sangat baik dengan indikator stabilitas situasi keamanan di Wilayah Maluku Utara. Selain itu juga sesuai dengan atensi dari pimpinan TNI untuk melaksanakan penggalangan senjata masih beredar di masyarakat (bri).
Foto: Penrem 152