Jakarta ( IndonesiaMandiri ) Mencermati pemberitaan Pers yang katanya Independen, justru mengarah pada Pers yang tidak memiliki landasan. Pe...
Jakarta (IndonesiaMandiri) Mencermati pemberitaan Pers yang katanya Independen, justru mengarah pada Pers yang tidak memiliki landasan. Pers Independen seyogyanya benar-benar menggali fakta-fata bukan menggali gosip.
Dengan melakukan Pers Independen berdasarkan Pancasila, saya yakin pemberitaan mengenai "Kasus Kopi Sianida" tidak membuat masyarakat bingung. Lagi-lagi pers banyak menjadi corong tanpa menganlisis dampak yang akan terjadi.
Memang dalam pemberitaan dunia gosip, the bad news is goog news adalah langkah yang jitu, tapi ini khan menyangkut nyawa orang. Jadi hendaknya jika ingin menyajikan berita investigasi, lakukanlah investigasi yang memenuhi 5 W 1 H. Bukan sekedar orang yang kira-kira bisa menjawab, lalu diwawancarai.
Siapapun yang angkat bicara menganalisis kasus ini, langsung dipublikasikan tanpa sensor sedikit pun. Memang tidak seluruh insan pers yang melakukan itu, tetapi dapat dikatakan mayoritas.
Kalau kondisi seperti ini terus berlangsung, maka sangat mudah bagi orang yang berbuat jahat, justru yang santer membangun Opini, hingga orang yang belum tentu bersalah, jadi langsung bersalah. Akhirnya pemilik modal akan selalu tampak seperti malaikat.
Trial by the press sudah terjadi, asas praduga tak bersalah tidak lagi dihiraukan. Masyarakat yang tidak mau berfikir dua kali, jadi sasaran empuk pendukung opini mayoritas.
Waspadalah bagi kita semua, ketika para koruptor masih tersenyum ketika digiring ke KPK, dan kita pun melihat kejadian tersebut adalah wajar, maka berarti pola pikir dari pengaruh Duo AS masih berkecamuk di benak kita.
Sapto Satrio Mulyo