Hubungan Indonesia Kuwait resmi dimulai pada 28 Februari 1968. Hubungan yang lebih cenderung ke arah sektor ekonomi dan perdagangan, ter...
Hubungan Indonesia Kuwait resmi dimulai pada 28 Februari 1968. Hubungan yang lebih cenderung ke arah sektor ekonomi dan perdagangan, terutama pada energi (minyak) dan Sumber Daya Manusia (buruh migran).
Untuk memfasilitasi hubungan tersebut, Kuwait memiliki kedutaan besar di Jakarta, sementara Indonesia memiliki kedutaan besar di Kuwait City.
Kedua negara adalah anggota dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan Gerakan Non-Blok.
Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengunjungi Kuwait pada 29-30 April 2006, kemudian Perdana Menteri Kuwait, Sheikh Nasser Mohammed Al-Ahmed Al-Sabah mengadakan kunjungan balasan ke Indonesia pada 30 Mei - 1 Juni 2007.
Perdagangan dan Investasi
Kuwait mengimpor dari Indonesia, antara lain; kertas, semen, kayu lapis, karet, arang, makanan, furniture, keramik, elektronik, bahan bangunan, peralatan dapur dan peralatan rumah. Sedangkan Indonesia mengimpor dari Kuwait, antara lain; minyak dan produk minyak seperti etilena dan polimer, juga mengimpor karung dan tas, dan produk kulit kambing. Adapun volume perdagangan bilateral mencapai US$1,47 milyar pada tahun 2010. Kuwait juga menyatakan minat mereka untuk membangun kilang minyak bernilai US$7 milyar di Indonesia.
Kuwait mengimpor dari Indonesia, antara lain; kertas, semen, kayu lapis, karet, arang, makanan, furniture, keramik, elektronik, bahan bangunan, peralatan dapur dan peralatan rumah. Sedangkan Indonesia mengimpor dari Kuwait, antara lain; minyak dan produk minyak seperti etilena dan polimer, juga mengimpor karung dan tas, dan produk kulit kambing. Adapun volume perdagangan bilateral mencapai US$1,47 milyar pada tahun 2010. Kuwait juga menyatakan minat mereka untuk membangun kilang minyak bernilai US$7 milyar di Indonesia.