Jakarta ( IndonesiaMandiri ) – Setelah Mei lalu rombongan dari Swedia berdiskusi serius soal energi terbarukan dengan Kementerian Energi dan...
Jakarta (IndonesiaMandiri) – Setelah Mei lalu rombongan dari Swedia berdiskusi serius soal energi terbarukan dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Indonesia di Bali, maka pertengahan November kemarin giliran Menteri Pembangunan Strategis dan Kerjasama Nordik Swedia, Kristina Persson berkunjung ke Indonesia lagi.
Kristina datang bersama rombongannya, yaitu sejumlah pemilik perusahaan di Swedia yang bergerak di bidang energi terbarukan (Swedish Exergy AB, FOV Biogas, Absolicon Solar Collector AB, Energotek AB, Accellrate Mobile Infrastructure AB, Nordic Water). Minat serius Swedia kepada potensi energi di Indonesia begitu besar. Bahkan, banyak pelajar Indonesia yang sudah mengenyam pendidikan tentang panas bumi (geothermal) di Universitas Luhn, Swedia.
"Indonesia memiliki potensi yang sangat baik mengenai energi terbarukan, karena lokasi Indonesia yang dilalui matahari setiap tahun,” kata Kristina, di depan para undangan saat berdiskusi dengan berbagai lembaga pemerintah dan swasta Indonesia yang juga memiliki kepedulian sama tentang hal ini.
Kristina selama di Jakarta juga berjumpa dengan Sofyan Jalill, Kepala Bappenas. Swedia menaruh banyak perhatian pula di bidang pelestarian lingkungan, yang tentunya dipadukan dengan adanya energi terbarukan seperti dari panas bumi, matahari, angin, dan lain sebagainya.
Swedia yang justru di negaranya “sangat minim” dilalui matahari, tetapi dalam inovasi industri teknologinya, mampu membangun perusahaan di bidang energi terbarukan, justru ingin berbagi pengalaman kepada Indonesia.
“Kita sangat terbuka untuk menjalin kerjasama di bidang energi terbarukan,” tambah Duta Besar Kerajaan Swedia untuk Indonesia dan negara Timor Timur, Johanna Brismar Skoog, yang mendampingi Kristina selama di Jakarta. Wickberg.
Tampaknya, kesempatan kerjasama ini bisa dimanfaatkan oleh Indonesia dalam hal pelestarian lingkungan serta penguasaan teknologi yang ramah lingkungan dari Swedia. Pihak Swedia rencananya pada 2016 juga akan mengirim sejumlah penelitinya untuk membantu Indonesia dalam memelihara pelestarian lingkungan. Dan tentunya, sangat diharapkan pelajar Indonesia juga diberikan kesempatan yang lebih banyak lagi untuk belajar di Swedia di bidang serupa sehingga alih ilmu dan teknologi bisa berjalan dengan baik dan berkelanjutan (abri).
Foto: abri